Laporan Wartawan Tribun Jateng, Akhtur Gumilang
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Partisipasi warga pada Pemilihan bupati-wakil bupati (Pilbup) Tegal tahun 2018 mengalami peningkatan.
Sebab, sebelumnya pada Pilbup Tegal tahun 2013, partisipasi warga dalam memilih hanya sebesar 62 persen.
Sedangkan tahun ini, KPU Kabupaten Tegal memperkirakan partisipasi masyarakat mencapai 70 persen.
Kenaikan partisipasi masyarakat dinilai merupakan hasil kerja keras KPU dalam menyosialisasikan ke masyarakat.
Komisioner KPU Kabupaten Tegal Divisi Sosialisasi Partisipasi Masyarakat, Kampanye dan SDM, Nur Fanani menuturkan, sosialisasi sangat gencar dari mulai tingkat RT hingga kabupaten.
"Semua elemen masyarakat juga dilibatkan dalam menyosialisasikan pelaksanaan Pilbup Tegal ini," kata Fanani kepada Tribunjateng.com, Kamis (28/6/2018).
Selain itu, menurut Fanani, penyediaan Alat Peraga Kampanye (APK) yang dilakukan KPU juga sangat berpengaruh terhadap tingkat partisipasi masyarakat.
Hal itu karena penyebaran alat peraga merata hampir di setiap wilayah.
Kenaikan itu juga tidak lepas dari peran serta petugas di tingkat desa, kecamatan dan kabupaten.
"Semua lapisan masyarakat tersentuh sosialisasi, sehingga partisipasi masyarakat meningkat," tambahnya.
Dia mengaku, saat ini pihaknya tengah menarik formulir C6 atau formulir undangan mencoblos dalam Pilbup Tegal 2018 yang berjumlah sekitar 100 ribu lembar.
Dia terpaksa melakukan itu karena pemilih yang menerima formulir C6 sudah kembali merantau ke Jakarta dan kota-kota besar lainnya.
"Saat diberikan formulir C6, orangnya tidak ada. Padahal, mereka masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT)," tutur Fanani
Dia mengungkapkan, formulir C6 yang seharusnya dibagikan kepada pemilih sebelum pencoblosan, terpaksa dipending.
Hal itu dikarenakan orang yang mendapatkan undangan mencoblos, tidak berada di rumah.
Mayoritas mereka sudah kembali merantau setelah pulang untuk mudik Lebaran di kampung halamannya.
"Jumlahnya (C6) sekitar 100 ribu lembar. Kami masih melakukan pendataan," ungkapnya.
Menurutnya, momen pencoblosan yang bertepatan pasca Lebaran dinilai sedikit berpengaruh terhadap tingkat kehadiran masyarakat dalam menyalurkan haknya.
Kondisi itu membuat masyarakat Kabupaten Tegal yang banyak merantau sudah kembali ke Jakarta dan kota-kota besar lainnya.
"Mereka harus kembali bekerja, ada yang menjadi penjual martabak, supir taxi, supir bajaj, warteg dan lainnya," pungkasnya. (*)