Masyudi mengatakan rempah yang ia gunakan mirip dengan rawon, seperti bawang merah, bawang putih, kluwak, kemiri, merica dan lainnya.
Untuk dagingnya terbilang lembut, dengan irisan tipis.
Kedai ini menggunakan daging leher dan daging tipis yang menempel di rusuk sapi untuk pindang dan sotonya.
"Karena kalau daging leher sama daging pelimping tipis itu, tanpa lemak juga udah empuk, tapi memang kecil-kecil, cocok lah buat pindang," kata Masyudi yang kini sudah mulai mewariskan pada anaknya.
Porsi yang disajikan tidak banyak, dengan ukuran piring kecil. Ukuran ini dipertahankan sejak zaman dahulu, awal kemunculan pindang di Kudus untuk disajikan kepada priyayi.
Kedai yang buka sejak pukul 06.00 setiap harinya ini, rata-rata menghabiskan 10 kilogram daging.
Namun jika hari raya besar dan libur panjang akhir pekan bisa sampai satu kwintal.
Bagi yang ingin mencobanya, bisa berkunjung ke kedai Nasi Pindang Kudus dan Soto Sapi di Jalan Gajahmada nomor 89B, Semarang, Jawa Tengah.
Juga bisa ke dua cabangnya yang tersebar di Semarang, semuanya buka mulai pukul 06.00 – 22.00.
Harga satu porsi nasi pindang dan soto di sini Rp 17.000. Anda bisa menambah jeroan sapi dengan Rp 12.000 dan telur pindang Rp 7.000.
Kelezatan Nasi Pindang Kudus dan Soto Sapi Gajahmada ini sudah dinikmati oleh banyak figur publik.
Di kedai ini banyak dipajang foto-foto tokoh terkenal yang pernah menyantap nasi pindang, mulai penyanyi Andien, Afgan, Ahmad Albar dan lainnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Sarapan Nasi Pindang Sapi yang Tersohor di Semarang