Nikmati Sate Legendaris di Batang dengan Bumbu Serundeng

Penulis: budi susanto
Editor: galih permadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ke Desa Kemiri, Kecamatan Subah Kabupaten Batang, para pemburu kuliner bisa mampir ke warung sate legandaris milik Mbah Mani

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Budi Susanto

TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Siapa tak kenal sate, olahan daging kambing, sapi ataupun ayam dengan bumbu kecap dan dibakar diatas bara pastinya menjadi primadona bagi pecintanya.

Namun bagi para pecinta kuliner, pernahkan anda mencicipi sate kambing dan gule yang dipadu padankan dengan serundeng bercampur rempah disertai sambal kacang, yang pastinya membuat lidah bergoyang.

Serundeng sendiri merupakan makanan khas Indonesia yang sering dibuat dari parutan kelapa kemudian digoreng bersama bumbu-bumbu seperti bawang bombay, cabai, bawang putih, bawang merah, ketumbar, kunyit, gula, asam jawa, daun salam, daun jeruk dan lengkuas hingga berwarna kuning kecoklatan.

Nah, jika berkunjung ke Desa Kemiri, Kecamatan Subah Kabupaten Batang, para pemburu kuliner bisa mampir ke warung sate legandaris milik Mbah Mani. Warung sate yang sudah berdiri dari era 1990 tersebut menyediakan sate dan gulai kambing dengan bumbu serundeng.

Tak perlu khawatir kantong anda terkuras, karena untuk satu porsi sate, pemilik warung mematok harga Rp 25 ribu dan seporsi gulai Rp 20 ribu.

Adapun Bagas P yang setiap hari menyempatkan waktu untuk mencicipi sate di warusng Mbah Mani menuturkan, tekstur daging sangat empuk dan yang membuat ia selalu datang adalah bumbu yang digunakan.

"Biasanya di tempat lain sate sedikit alot namun di sini sangat empuk, yang paling istimewa adalah bumbu yang di pakai, sate berasa sangat gurih," ujarnya, Kamis (13/9/2018).

Sementara itu Mugi penerus dari Mbah Mani menuturkan, sate yang dijajaknya selalu ludes setiap harinya, karena didatangi pengunjung dari luar Kabupaten Batang.

"Pagi hari saya memotong kambing muda, untuk kemudia saya jajakan, biasanya satu kambing muda bisa jadi 300 tusuk. Kalau pengunjung dari berbagai daerah kadang dari Pekalongan, Batang, bahkan Semarang," jelasnya.

Mugi menambahkan, perbedaan sate buatannya ada di bumbu, pasalnya Mugi masih tetap memaki rempah dan serundeng seperti yang diajarkan oleh orang tuanya.

"Kalau bumbu saya memakai rempah, serundeng dipadukan dengan bumbu kacang dan bumbu kecap, bumbu itu sudah lama dipakai oleh oramg tua saya dan kini saya yang meneruskannya," timpalnya.

Caption
Mugi sedang memanggang sate di warungnya yang terletak di Desa Kemiri Kecamatan Subah Kabupaten Batang, Kamis (13/9/2018).

Berita Terkini