Gempa Donggala

Masih Ada 13 Kecamatan Terdampak Gempa Donggala Belum Bisa Ditembus

Editor: iswidodo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kerusakan akibat gempa dan tsunami yang menerjang Palu

TRIBUNJATENG.COM - Gempa bermagnitudo 7,4 diikuti tsunami yang menghantam Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, pada Jumat sore, mengakibatkan kerusakan luar biasa terhadap rumah warga, infrastruktur dan fasilitas umum.

Jumlah korban juga terus bertambah seiring pencarian dan evakuasi para korban oleh warga dan petugas.

Hingga Minggu (30/9) jumlah korban meninggal khusus di Palu sudah lebih dari 420 orang. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat lebih dari 540 orang luka, dan 29 orang dinyatakan hilang di Kelurahan Pantoloan Induk, Palu.

Evakuasi jenazah korban gempa bumi dan tsunami di Donggala, Palu, Sulawesi Tengah. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Sementara, hingga Sabtu malam, BNPB belum menerima data korban maupun kerusakan yang terjadi di pusat gempa, Donggala, karena jalur telekomunikasi hingga transportasi di kabupaten tersebut lumpuh total.

"Korban jiwa sudah berada di sejumlah rumah sakit, paling banyak ada di RS Bhayangkara, yakni sebanyak 161 orang," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, di kantornya, Jakarta, Sabtu kemarin.

Data jumlah korban tersebut bertambah dari data yang masuk ke BNPB pada pukul 10.00 WIB, yaitu 48 orang meninggal dunia dan 356 orang luka-luka.

Baik korban meninggal maupun luka berat disebabkan karena terdampak gempa dan tsunami. "Korban disebabkan gempa dan tsunami," jelas Sutopo.

Korban jiwa dan luka-luka berada di sejumlah rumah sakit di Kota Palu. Sebanyak 141 korban meninggal dunia berada di RS Mumboro Palu, di RS Wirabuana Palu sebanyak 10 orang, di RS Masjid Raya sebanyak 50 orang, di RS Bhayangkara sebanyak 161 orang, dan di RS Pantoloan Induk sebanyak 20 orang.

Sementara, jumlah korban meninggal dunia di Kayumamalue Pajeko sebanyak 2 orang dan di RS Undata Mamboro Palu sebanyak 141 orang.

Saat ini, baru separuh dari jumlah korban meninggal yang berhasil diidentifikasi Disaster Victim Identification (DVI) Polri. Polri masih terus berupaya mengidentifikasi seluruh korban.

Menurut Sutopo, jumlah korban tersebut masih akan bertambah. Sebab, hingga saat ini proses evakuasi masih terus dilakukan. Namun, belum seluruh daerah terjangkau petugas. "Jumlah masih akan terus bertambah karena proses evakuasi terus dilakukan. Belum semua daerah terjangkau petugas. Alat berat diperlukan, personel Tim SAR perlu ditambah," kata dia.

Hingga kemarin, BNPB belum bisa menyampaikan jumlah korban terdampak gempa dan tsunami di Kabupaten Donggala. Listrik di wilayah tersebut masih padam sehingga menghambat komunikasi.

Informasi awal yang diterima oleh BNPB, ada 13 kecamatan di Kabupaten Donggala yang terkena dampak terparah akibat gempa dan tsunami.

Teriakan di reruntuhan

Proses evakuasi korban beberapa saat setelah gempa bermagnitudo 7,4 di Donggala terkendala. Selain karena keterbatasan alat, aliran listrik yang terputus membuat petugas kesulitan menyisir korban gempa.

"Evakuasi mencari korban seperti ini tidak mudah, pertama kondisi kalau malam gelap gulita. Petugas banyak mendengar suara minta tolong, tapi nggak bisa kita lakukan karena kondisi gelap," kata Sutopo.

Kondisi ini terjadi di Balaroa, sekitar Sungai Manonda, Palu Barat. Di lokasi tersebut juga terjadi kebakaran kecil pasca gempa yang berpusat di Donggala.

BNPB juga mencatat bangunan yang ambruk seperti Mal Tatura, Hotel Roa Roa berlantai 8 di Jalan Pattimura, RS Anutapura. Sedangkan Jembatan Kuning Ponulele juga ambrol diguncang gempa. (tribunjateng/cetak/tribun network/dn/dtc/coz)

Berita Terkini