Pretty Asmara: Kisah Perjalanannya hingga Dokter Ungkap Dua Penyakit Penyebab Meninggal Dunia

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pretty Asmara

Soal sepak terjangnya di dunia televisi, perempuan kelahiran Lumajang, Jawa Timur, ini pernah curhat kepada Tabloid NOVA edisi 21 Agustus 2005.

Tubuhnya yang tambun justru menguatkan jejak dara asal Lumajang ini di dunia hiburan kita.

Kariernya tetap mengalir, tak pernah surut. Kisahnya begitu memikat untuk diikuti.

Banyak orang mengatakan, waktu masih bayi, aku lucu banget. Aku lahir 27 September 1977, sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara, pasangan Paiman dan Siti Mutominah.

Bapak-Ibu memberiku nama yang begitu keren: Dian Pretty Asmara. Nama kedua kakakku juga indah.

Pertama, Soni Asmara lahir tahun 1969 dan kedua Reny Asmara lahir tahun 1970.

Hebat kan, Bapak-Ibuku memberi kami, nama-nama yang keren. Aku enggak tahu kenapa Bapakku memberi nama Inggris padaku.

Yang jelas, bapakku berpendidikan sarjana, lulusan Universitas Brawijaya, Malang.

Semasa kuliah, Bapak ikut mendirikan Kwartet S, sebuah kelompok lawak di Malang. Jadi, enggak heran, kan, kalau aku mewarisi jiwa seni.

Perbedaan usiaku yang begitu jauh dengan Reny, membuatku tidak begitu dekat dengannya. Kami mainnya masing-masing.

Dia sibuk dengan tugas dan pekerjaannya, saya juga begitu. Kami baru bisa merasa ngobrol dan saling curhat setelah dewasa.

ANAK KEBERUNTUNGAN

Sejak masih bayi, aku sudah montok. Kata orang, aku lucu banget, lo. Sudah begitu, menurut orang Jawa tentang hari lahirku yang disebut weton, hitungan hari lahirku termasuk bagus.

Sebagian orang Jawa, kan, masih memercayai tanggal Jawa. Kalau lahir pada hari tertentu, kelak akan memiliki keberun-tungan yang tinggi.

Malah ada yang mengatakan, setelah aku lahir, sebaiknya Ibu jangan punya anak lagi.

Halaman
1234

Berita Terkini