Hari Maulid Nabi, Fahri Hamzah: Mempelajari Anti Feodal pada Perilaku Nabi Muhammad

Penulis: Ardianti WS
Editor: abduh imanulhaq
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (22/6/2017).

TRIBUNJATENG.COM- Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menyebut bahwa diri Nabi Muhammad mengajarkan anti feodal.

TribunJateng.com, melihat melalui akun Twitter @Fahrihamzah yang ia tulis pada Senin (19/11/18).

Fahri mengaku bahwa bulan november memiliki banyak peristiwa bersejarah yakni hari Pahlawan, Ulang tahun Muhammadiyah dan hari Maulid Nabi.

Fahri lantas menceritakan kisah hidupnya yang selama 12 tahun bersekolah di MUhammadiyah.

Politisi asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu menyatakan bahwa Muhammadiyah diajarkan mencontoh sifat Nabi.

Fahri lantas menceritakan asal mula mendirikan Muhammadiyah.

Baca: BMKG Hari Ini: Kota Tegal Akan Alami Suhu Cukup Panas Pada Hari Ini

Baca: Soal Suap dan Pengaturan Skor Pemain, Manajer Persib Bandung: Saya Tidak Percaya Sedikitpun

Baca: Pemadaman Listrik di Area Jawa Tengah Hari Ini, Selasa (20/11/2018)

Terkait dengan momentum Maulid Nabi, Fahri menarik teladan berupa pentingnya akan dan ilmu.

Bahkan Fahri mengatakan bahwa sosok Nabi Muhammad itu memberi pelajaran anti feodal, terbuka dan egaliter.

Politisi asal PKS itu menyebut bahwa Nabi dalam berkehidupan sehari-hari tidak menunjukkan dirinya lebih tinggi dan tidak suka dihormati berlebihan.

Berikut cuitan Fahri Hamzah selengkapnya:

"Ada beberapa hari penting di bulan ini rupanya. Setelah memperingati hari pahlawan tanggal 10 November, kemarin 18/11/2018 Persyarikatan #Muhammadiyah berulang tahun ke-106. Lalu besok 20 November rupanya bertepatan dengan #MaulidNabi1440H #MuhammadSAW #12RabiulAwal

Pada kelahiran #Muhammadiyah dan #MaulidNabi #MuhammadSAW ada satu garis lurus yang ingin saya bagi. Sesuatu yang saya rasakan sebagai murid sekolah #Muhammadiyah di Sumbawa selama 12 Tahun. Saya mengenyam MIM, SMPM, dan SMAM. Di sini saya belajar tentang karakter.

Setiap kelas di sekolah #Muhammadiyah kami diajarkan bagaimana mencontoh Nabi #MuhammadSAW dalam segenap kehidupan sebab #Muhammadiyah itu berasal dari kata “Muhammad” yg dinisbahkan kepada Rasul terakhir #MuhammadSAW dan “Iyah” yang berarti “pengikut”.

Singkatnya, sebagaimana muslim di manapun berada, Pergerakan #Muhammadiyah adalah pergerakan Islam seperti NU, Persis, NW, dll yang ada di Indonesia atau organisasi lain yang ada di seluruh dunia. Tidak ada ajaran lain, semua bersumber dari #QuranDanSunnah murni.

Para pendiri #Muhammadiyah sangat terinspirasi oleh surat Ali Imran ayat 104 yang berbunyi: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.

Baca: Anggota TNI Meninggal Gantung Diri, Kasdam IV/Diponegoro: Ada Perempuan yang Minta Tanggungjawabnya

Baca: Dewi Perssik Kaget Bertemu Rosa Meldianti di Polda Metro Jaya

Baca: Video Detik-detik Wanita Calon Penumpang Citilink Terobos Gate dan Kejar Pesawat

Baca: Rosa Meldianti Menangis dan Mengaku Masih Sayang Dewi Perssik

Maka tumbuh lah Pergerakan dan Persyarikatan #Muhammadiyah yang lahir jauh sebelum Republik ini punya nama. Ya, 18/11/1912 Masehi bertepatan dengan 8 Dzulhijjah 1330 Hijriah. Berusia 106 tahun jika memakai tahun Masehi dan berusia 110 Tahun jika memakai tahun Hijriah.

Dan yang saya ingin bagi bahwa Di Sumbawa, tempat keluarga saya mengharuskan saya bersekolah di sekolah #Muhammadiyah sejak kecil saya dididik 2 sikap utama yang mengalir dalam diri saya hingga sekarang: berpikir rasional dan menentang feodalisme.

Itulah yang saya petik dari sekolah #Muhammadiyah dan yang saya mengerti dari mengikuti Sunnah Nabi #MuhammadSAW . Kyai Ahmad Dahlan sang pendiri dikenal sebagai pencerah, yang selalu ingin keluar dari gelapnya TBC takhayul, Bid’ah dan Khurafat sebagai penyakit malas berpikir.

Sementara memang #Muhammadiyah dikenal sebagai organisasi modernis yang mendekati banyak persoalan secara rasional. Para pendiri Persyarikatan ini percaya bahwa kemajuan bisa kita dapatkan dengan berpikir dan bertindak lebih rasional dan modern.

Jika kita tarik jauh kepada ajaran Nabi #MuhammadSAW juga sebagai penafsir wahyu Ilahi juga demikian. Bagaimana pentingnya akal dan ilmu sehingga ayat pertama yang diturunkan dalam Alquran adalah perintah membaca, “Iqra’”. Membaca adalah pintu ilmu dan pengetahuan.

Sekolah #Muhammadiyah juga mengajarkan saya nilai #AntiFeodal, suatu budaya yang cukup kental dalam kehidupan masyarakat kita yang agraris. Kedua nilai ini; rasional dan anti feodal itu sejalan. Sebab salah satu akar feodalisme adalah masa lalu kaku tanpa pembaruan.

Saya menikmati mempelajari ajaran #AntiFeodal ini pada perilaku Nabi #MuhammadSAW yang terbuka dan egaliter. Beliau adalah manusia pilihan menjadi nabi terakhir tapi beliau tidak pernah sok paling terpilih apalagi merasa paling benar. Beliau terbuka menerima saran.

Beliau Nabi #MuhammadSAW menyebut orang di sekitarnya sebagai sahabat, bukan bawahan atau sebutan lain yang menandakan beliau lebih tinggi. Beliau tidak suka dihormati berlebihan. Beliau marah ketika masuk ruangan semua orang berdiri atau membungkukkan badan.

Beliau tidak gampang marah, tidak gampang tersinggung, tidak gampang ngambek dan patah arang. Dada Nabi #MuhammadSAW lapang bagi siapa saja yang datang kepadanya bahkan untuk marah dan mengumumkan permusuhan. Berkali musuhnya takluk dalam kebesaran jiwanya. #MaulidNabi1440H

Rasanya, itulah makna penting dua peringatan yang dekat ini; Milad #Muhammadiyah ke-106 dan #MaulidNabi1440H #MuhammadSAW yang datang hampir bersamaan. Kita beruntung lahir di negeri ini, kita punya kesempatan belajar dari masa lalu yang gemilang.

Semoga Jaya Persyarikatan #Muhammadiyah dalam usia kw-106 ini dan semoga Allah SWT terus memberi kita kekuatan untuk mencontoh Nabi #MuhammadSAW dalam segala amal dan perbuatan. Dengan itu semoga Republik ini banyak belajar menuju kejayaan. Amin .#MaulidNabi1440H," tulisnya.

Diketahui, Umat Islam akan merayakan hari kelahiran atau Maulid Nabi Muhammad SAW.

Menurut kalender masehi, Maulid Nabi akan jatuh pada Selasa (20/11/2018).

Milad Muhammadiyah

Milad 106 Muhammadiyah atau Hari Ulang Tahun Ke-106 Muhammadiyah yang digelar di Solo / Surakarta Jawa Tengah Minggu malam 18 November 2018 penuh dengan makna sejarah.

Salah satunya tema Ta'awun Untuk Negeri .

Pada Milad 106 Muhammadiyah tahun ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla mendapat penghargaan Muhammadiyah Award .

Pemberian penghargaan diberikan di peringatan Milad ke-106 organisasi Muhammadiyah di Puro Mangkunegaran Surakarta, pada Minggu (18/11/2018) malam.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengatakan Muhammadiyah memberikan penghargaan kepada Jusuf Kalla atas dedikasi di bidang perdamaian dan kemanusiaan.

"Pak Jusuf Kalla telah mengoreskan sejumlah kepeloporan dan kiprah nyata dalam rekat integrasi nasional untuk tegaknya perdamaian dan nilai-nilai kemanusiaan. Yang sangat berarti bagi keutuhan dan persatuan Indonesia," ujar JK di Puro Mangkunegaran Surakarta, pada Minggu (18/11/2018) malam, TribunStyle.com kutip dari Tribunnews.com .

Selain berdedikasi di bidang perdamaian dan kemanusiaan, kata dia, pria berlatar belakang pengusaha itu juga berjasa bagi persatuan dan kemajuan umat islam khususnya di Indonesia.

Baca: Penjelasan Jennie BLACKPINK Tentang Lagu Solo yang Jadi Trending No 1 di Youtube

Baca: BMKG Hari Ini Selasa 20 November 2018 untuk 33 Kota di Indonesia

Baca: Profil dan Fakta-Fakta Unik Personil Blackpink

Baca: Pemadaman Listrik di Area Jawa Tengah Hari Ini, Selasa (20/11/2018)

"Tokoh nasional yang dua periode dikenal juga sebagai saudagar muslim yang tangguh dan berjasa merekat ukhuwah dan kemajuan umat islam," kata dia.

Sementara itu, di kesempatan yang sama, JK menyampaikan ucapan terima kasih dan rasa syukur setelah menerima penghargaan tersebut.

Walaupun, dia mengaku, masih mendapatkan kepercayaan sebagai Mustasyar atau dewan penasihat di ormas Nahdlatul Ulama. Namun, dia menilai, pemberian penghargaan itu merupakan bentuk kerjasama antara dua ormas islam terbesar.

"Ini suatu kerjasama simbolik yang tidak ternilai. Bagaimana kerjasama kami Ta'awun untuk negeri," kata dia.

Pria berlatar belakang pengusaha itu mempersembahkan penghargaan kepada Athirah Kalla, ibu Jusuf Kalla, dan Mufidah Jusuf Kalla, istrinya. Dia menilai Athirah terlibat aktif di Aisyiyah atau organisasi otonomi bagi wanita Muhammadiyah. (TribunJateng.com/Woro Seto)

Berita Terkini