Sementara Surya Chandra menilai bahwa saat ini Pak Jokowi sudah menyelesaikan insfraktuktur.
"Bgai Pak Jokowi soal insfraktuktur sudah selesai, paling tidak smenetar ini, fokus hari ini pembangunan manusia dan itu didukung 2 hal yakni BPJS kesehatan dan investasi insfraktuktur," ujar Surya Chandra.
Diketahui sebelumnya, timses Prabowo membuat sebuah video kampanye.
Di dalam video tersebut, Jubir Tim Prabowo Sandiaga, Dahnil menyebut bahwa
menyebut bahwa Prabowo-Sandi seperti bagian baru dari model Soekarno dan Bung Hatta.
"Kalau bagi saya, nih mereka (Prabowo Subianto-Sandiaga Uno) seperti bagian baru dari model Bung Karno dan Bung Hatta.
Pak Prabowo itu seperti kombinasi Bung Karno dan Jendral Soedirman. Sedangkan Sandi itu adalah bagian baru dari Bung Hatta,maka dari itu mereka pantas menjadi presiden dan wakil presiden" kata Dahnil Anzar Simanjuntak.
Setelah itu, Video tersebut ditanggapi oleh cucu Bung Hatta Gustika Jusuf yang enggan kakeknya disamakan dengan Sandiaga Uno.
Dikutip TribunJateng.com, melalui akun Twitter @Gustika Kamis (25/10/18).
"Untuk orang yg kesabarannya minus kyk gue gini denger kakek gue disamain sama sandiaga uno rasanya mau muntah. every. single. time. waktu pilpres.
why. cant. you find. your own fucking voice.
hatta is hatta, you is you. i am a hatta, but i ain't bung hatta," tulisnya.
Setelah itu, Gustika Yusuf kembali menuliskan cuitan bahwa dirinya terbawa perasaan ketika sang kakek harus disamakan dengan Sandiaga.
Menurutnya, sang kakek adalah tokoh koperasi, sementara Sandiaga adalah tokoh korporasi.
Gustika Yusuf bahkan menyebut bahwa sang kakek adalah negarawan, sementara Sandiaga adalah politisi.
"Ya memang baper... Menurut ngana!? Yang satu tokoh korporasi, yang satu tokoh koperasi. Satu politisi, satu negarawan. Bicara soal kejujuran dan prinsip ekonomi, Bung Hatta seorang sosialis yang tidak mungkin namanya muncul di Panama Papers," tulis Gusyika Jusuf. (TribunJateng.com/Woro Seto)