Mereka mengaku tidak mendapat penjelasan bahwa selang itu harus dilepaskan.
Yang dia tahu, hanya sebuah selang kencing yang sudah dilepaskan.
“Selama ini bapak sehat-sehat saja. Maka kami mengira sudah tidak ada lagi selang di tubuh suami saya,” lanjutnya.
Sittiyeh menceritakan, sehari-hari suaminya harus menahan sakit saat kencing.
Ia berharap selang yang ada di dalam tubuh suaminya bisa diangkat.
Ia juga berharap biaya operasi sang suami dapat ditanggung BPJS Kesehatan.
“Kami tidak ingin memperpanjang masalah ini karena kami orang kecil. Yang jelas, kami minta secepatnya mendapat solusi terkait biaya operasi yang belum kami ketahui jumlahnya," harapnya.
Ditemui terpisah, dr Dadan membantah jika selang yang membujur dari ginjal kanan sampai ke kandung kemih pasien tersebut tertinggal saat proses operasi.
“Saya akui memang pasien tersebut pernah saya lakukan tindakan pemasangan selang DJ Stand pada tanggal 24 Juli 2017 lalu. Disebut DJ Stand karena bentuknya double J, yang mana dari ujung ke ujung melingkar sperti huruf J agar selang itu tidak berubah posisi ke atas dan ke bawah. Selang tersebut memang sengaja dipasang di badan pasien bertujuan untuk menolong si pasien itu sendiri,” papar dr Dadan di ruang kerjanya di RS Bhayangkara Anton Soedjarwo Polda Kalbar.
Ia menjelaskan dari hasil pemeriksaan medis pada Juli 2017 lalu terungkap bahwa Muwardi memiliki tiga batu ginjal.
Dua batu ginjal berada di dalam ginjal sebelah kanan.
Satu batu ginjal menyumbat di bagian saluran yang menghubungkan ginjal dan kandung kemih.
“Batu ginjal yang menyumbat di saluran penghubung itu menyebabkan aliran sisa filter ginjal tidak dapat mengalir ke kandung kemih. Batu yang menyumbat saluran ginjal tersebut juga menyebabkan peradangan. Akhirnya ginjal menjadi bengkak dan pasien merasa nyeri,” papar dr Dadan.
Jika dibiarkan, kata dr Dadan, semakin lama kondisi pasien akan semakin parah karena terjadi gangguan eliminasi urine.
Atas pertimbangan itulah disarankan untuk dilakukan tindakan pemasangan selang.