TRIBUNJATENG.COM, MADIUN -- Banjir besar yang melanda wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur, merembet hingga jalan tol Surabaya-Surakarta.
Ruas jalan tol arah Surabaya-Surakarta tak bisa dilewati sehingga polisi melakukan rekayasa lalu lintas berupa contra flow, Kamis (7/3).
Rekayasa lalu lintas jalan tol dilakukan sepanjang 5 kilometer, mulai dari Km 607 hingga Km 602, karena ketinggian air mencapai sekira 80 cm.
"Arus lalu lintas diterapkan contra flow di jalur B dari arah Surabaya menuju ke Solo mulai Km 607 hingga Km 602," ujar Kasat Patroli Jalan Raya (PJR) Polda Jatim, AKBP Bambang Sukmo Wibowo.
Polisi memasang traffic cone karena jalur arteri juga banjir. Contra flow diterapkan secara kondisional tergantung debit air yang membanjiri jalan tol Madiun.
"Rekayasa lalu lintas berupa contra flow tetap kami berlakukan hingga banjir yang menggenangi jalan tol Madiun surut," ungkapnya. Menurut Bambang, contra flow ampuh mengurai kepadatan kendaraan yang melalui jalur tol Madiun dari dua arah.
Direktur Utama PT Ngawi Kertosono Jaya (NKJ) Iwan Moedyarno mengatakan banjir di jalan tol itu baru pertama terjadi. Menurutnya, sekira dua tahun lalu ketika jalan tol masih dalam proses pembangunan, pernah digenangi air. Namun saat itu kondisinya tidak separah sekarang.
"Ini yang paling parah selama tiga tahun belakangan," tambahnya.
Iwan menyatakan, pihak pengelola tak bisa berbuat banyak untuk mengatasi banjir di jalan tol ruas Kertosono-Ngawi ini.
Dikatakan, memompa air di jalan tol mustahil dilakukan. Soalnya, sisi timur-barat jalan tol juga terendam air.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa langsung terjun ke lapangan untuk menemui para pengungsi bencana banjir di Kabupaten Madiun.
Para pengungsi tampak memenuhi posko keselamatan di Kantor Pemerintahan Kabupaten Madiun, Desa Garon, Kecamatan Balerejo.
Satu di antara pengungsi adalah bayi Nafisa. Bayi berusia 3,5 bulan itu sudah sejak Rabu malam mengungsi bersama ibunya. Bayi itu menjadi perhatian Khofifah.
"Sudah berapa lama mengungsi di sini," kata Khofifah pada Kanti Lestari, ibu bayi Nafisa, sembari menggendong bayi perempuan tersebut.
"Apa yang masih dibutuhkan di posko kesehatan ini," tanya Khofifah pada para pengungsi lain.