TRIBUNJATENG.COM -- Rumah makan bisa bertahan beberapa generasi karena punya cita rasa khas. Selain menu istimewa, cara penyajian dan racikan masakan menjadi pilihan utama pelanggan.
Berkujung ke Kota Semarang tidak lengkap jika belum cicipi kuliner legendaris bernama asem-asem daging sapi Koh Liem.
Lebih dari empat dekade rumah makan ini kondang beralamat di Jalan Karanganyar 28 tepat depan SMA Kolese Loyola, Semarang.
Meski Koh Liem pemilik yang bernama lengkap Piek Swie Liem alias Koh Liem baru saja meninggal dunia 28 April kemarin, namun rumahmakan Asem-asem Daging Sapi Koh Liem tetap melegenda. Koh Liem meninggal dunia di usia 83 tahun. Usaha kuliner ini dilanjutkan dan dikelola oleh anak-anaknya.
"Sudah tua, ya, sempat sakit. Meninggalnya di rumah sekitar jam 11 siang. Meninggalnya baik tidak kenapa-napa, langsung begitu," urai anak menantu Koh Liem, Suharti (53), saat Tribun mengunjungi kediamannya, Selasa (30/4).
Suharti menceritakan sang ayah mertua memulai usaha ini pada tahun 1978 bersama istrinya, ibu Daryati. Asem-asem Koh Lime punya cita rasa khas yang lezat. Bumbu utama adalah asem jawa, belimbing wuluh dan juga tomat. Daging sapinya terasa empuk dan bumbunya "mrasuk" terasa banget.
Dulu berawal dari warung kaki lima, asem-asem daging sapi Koh Liem mulai diminati banyak orang.
Sampai pernah diliput oleh almarhum pedangdut A Rafiq. "Dulu pernah disyuting A Rafiq pada waktu itu. A Rafiq sudah meninggal lebih dulu," lanjut Suharti.
Rumah makan ini sempat dua kali pindah lokasi. Seluruhnya masih di daerah yang berdekatan.
Apa keistimewaan asem-asem daging sapi Koh Liem?
Asem-asem daging sapi ini menggunakan potongan daging dan urat. Kemudian dimasak bersama bawang merah, bawang putih, kecap manis, tomat muda dan racikan bumbu dari istri Koh Liem.
Rasa asam manis dan gurih dari racikan bumbu itu membuat masakan ini memiliki banyak penggemar.
Bahkan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo sangat jatuh cinta dengan asem-asem Koh Liem.
"Pak Tjahjo kalau ke Semarang pasti mampir. Kalau gak bisa ya telpon, minta dipaketin ke Jakarta," lanjut Suharti.
Tak hanya Tjahjo Kumolo, deretan pemburu kuliner juga sering mampir di tempat ini. Ada (almarhum) Bondan Winarno, Pepi "The Explorer", dan yang terakhir foodgram Nex Carlos.
Sebenarnya warung ini tak hanya menyediakan asem-asem daging sapi. Warung Koh Liem ini juga menjual beragam masakan lain yang tak kalah enak. Ada cumi, kodok saus mentega, udang saus mentega, ca sayur, bandeng sarden dan masih banyak lagi.
Setelah Koh Liem berpulang, usaha ini diteruskan oleh Suharti dan suaminya yang merupakan anak kedua Koh Liem. Koh Liem memiliki tiga orang putra. Sang istri sudah meninggal pada tahun 1991.
Semasa hidupnya, ia merupakan sosok yang gesit dan cekatan.
Racikan bumbunya menjadi rahasia di balik kelezatan asem-asem daging Koh Liem. Saat ini jenazah Koh Liem masih berada di Rumah Duka RS Panti Wilasa.
Jasadnya akan dikremasi pada Kamis (2/5/2019) di Kedung Mundu, Kota Semarang. Adapun rumah makannya akan buka pada tanggal 5 Mei mendatang. (like adelia/net)