Oleh : Rinda Intan Sari, Dosen STIKES Telogorejo Semarang
KEHAMILAN harus memiliki kondisi fisik dan psikologis yang sehat pada ibu maupun janin.
Hal ini merupakan tujuan akhir yang diharapkan dari perawatan maternal.
Secara fisik seorang ibu diharapkan mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi selama periode kehamilan.
Secara psikologi kehamilan merupakan suatu keadaan yang dapat menimbulkan stres, tetapi dinilai berharga karena pada periode ini wanita akan akan menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar.
Seiring dengan persiapan selama menjalani proses kehamilan seorang wanita akan merubah konsep dirinya dari seseorang yang bebas dan berfokus pada diri sendiri menjadi seorang yang memiliki tanggung jawab baru.
Pertumbuhan secara fisik dan perubahan selama periode kehamilan membutuhkan penguasaan terhadap tugas perkembangan seperti kemampuan untuk menerima kehamilan, mengidentifikasi peran ibu, mengatur hubungan dengan anggota keluraga yang lain, serta mempersiapkan diri untuk menghadapi persalinan.
Perubahan fisik yang terjadi pada ibu hamil, pertama adalah perubahan warna kulit.
Hiperpigmentasi di wajah sering disebut sebagai kloasma gravidarum/topeng kehamilan menyebabkan bercak kecoklatan di daerah tonjolan maksila dan dahi.
Selain itu, hiperpigmentasi juga terjadi di beberapa area lain seperti puting, areola, aksila, dan vulva, sehingga warnapada area tersebut tampak menjadi lebih gelap.
Hiperpigmentasi akibat kehamilan merupakan hal yang normal dan biasanya akan hilang setelah melahirkan.
Hiperpigmentasi tersebut juga dapat menimbulkan garis pigmentasi dari simfisis pubis sampai kebagian atas fundus di garis tengah tubuh yang disebut sebagai lineanigra.
Sebelum hiperpigmentasi diinduksi hormon, garis ini dikenal sebagai linea alba.
Kedua, perubahan dari postur tubuh, di mana terjadi karena peningkatan berat badan yang mengakibatkan postur dan gaya berjalan ibu hamil berubah menjadi hiperlordosis atau lebih mencondongkan tubuh ke belakang untuk menahan berat janin dalam perut.
Ketiga, perubahan pencernaan, hal ini terjadi arena perubahan hormon selama kehamilan maka di mulut dapat terjadi gusi bengkak dan terkadang mudah berdarah.
Pada lambung, dapat terjadi mual muntah akibat dari peningkatan hormon progesteron.
Tetapi dengan penanganan yang benar dapat mengurangi keluhan.
Dan keempat adalah perubahan buang air kecil, di mana pada kehamilan akhir, kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul sehingga menekan kandung kemih, hal ini pula menyebabkan keluhan sering BAK.
Perubahan psikologis pada ibu hamil trimester I (1-3 bulan), yaituterjadi adaptasi psikologis yang harus dilakukan oleh ibu yaitu menerima kenyataan bahwa dirinya sedang hamil.
Perubahan emosional juga dipengaruhi oleh perasaan tidak nyaman seperti mual, kelelahan, perubahan nafsu makan, emosional, dan cepat marah, hal ini di ekspresikan melalui konflik atau depresi sebagai pengingat kehamilannya.
Adaptasi psikologis lainnya adalah munculnya perubahan perasaan seperti penurunan keinginan seksual ibu akan menurun, serta terjadi perasaan khawatir dan cemas sebagai akibat dari ketidanyamanan.
Respon emosi positif pada kehamilan trimeser I muncul sebagai akibat dari situasi yang terjadi selama trimester I seperti: kehamilan yang direncanakan, waktu kehamilan yang tepat, reaksi positif dari orang-orang terpenting dan merasa sehat secara fisik.
Sedangkan respon emosional negatif muncul sebagai akibat dari situasi-situasi sebagai berikut: kehamilan yang tidak direncanakan, waktu kehamilan yang tidak tepat, reaksi negatif dari orang-orang terpenting, fisik merasa terkuras atau sakit, dan berjuang dengan pekerjaan dan komitmen keluarga.
Perubahan psikologis pada ibu hamilpada trimester II (3-6 bulan), di mana pada fase ini perubahan psikologis dibagi menjadi dua bagian yaitu, pertama sebelum gerakan janin dirasakan.
Pada tahap ini terjadi perubahan identitas pada ibu hamil yaitu dari penerima kasih sayang menjadi pemberi kasih sayang dalam menyiapkan diri menjadi seorang ibu.
Pada tahp ini calon ibu mengembangkan hubungan interpersonal dengan ibunya dan mengembangkan komunikasi untuk memperoleh informasi tentang kehamilan.
Hubungan ini akan menumbuhkan rasa percaya diri pada wanita hamil dan membantu ibu mempersiapkan persalinan.
Kedua, setelah gerakan janin dirasakan; gerakan janin secara umum kan dirasakan pada bulan ke 5, hal ini menimbulkan kesadaran bahwa keberadaan anak semakin nyata di dalam kandungannya sebagai individu yang terpisah.
Adatasi yang terjadi adalah pemusatan perhatian pada kehamilan, fokus pada kesejahteraan janin.
Pada fase ini ibu hamil akan merasa lebih sehat, tenang, dan senang dengan kehamilannya.
Selain itu ada perasaan takut suami kan merasa tidak senang karena terjadi perubahan bentuk tubuh.
Perubahan psikologis pada ibu hamilpada trimester III (6-9 bulan), pada masa ini terjadi adaptasi yang dipengaruhi oleh persiapan diri untuk menyambut kehamilan.
Perasaan cemas lebih banyak disebabkan karena ketakutan akan proses melahirkan dan munculnya tanda dan gejala akan persalinan.
Perubahan-perubahan pada ibu hamil ini merupakan hal yang normal apabila ibu dapat beradaptasi dengan kehamilannya.
Hal ini diperlukan dukungan dari suami, sibling, maupun keluarga besar.
Dengan pencegahan dan penanganan yang tepat dapat mengurangi bahkan menghilangkan keluhan yang ada.
Semangat ya moms, demi buah hati yang dinanti! (*)