Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kraca, Makanan Khas Banyumas yang Banyak Diburu saat Ramadan, Bahan Dasarnya Keong

Jika anda berkunjung ke wilayah Kabupaten Banyumas, maka akan dengan mudah mendapati kraca

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muslimah
Tribunjateng.com/Permata Putra Sejati
Kraca olahan dari keong, makanan khas Banyumas. 

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Bagi sebagian orang keong biasanya dianggap hama bagi para petani di sawah. Tetapi siapa sangka, makhluk kecil bercangkang ini dapat menjadi olahan makanan yang sedap. 

Warga Banyumas menyebut olahan keong tersebut dengan sebutan 'Kraca'.

Dalam suasana bulan Ramadan saat ini kraca menjadi menu andalan berbuka. Banyak masyarakat yang suka dengan olahan keong tersebut. 

Jika anda berkunjung ke wilayah Kabupaten Banyumas, maka akan dengan mudah mendapati kraca.

Ada salah satu tempat penjual kraca yang sudah tersohor, khususnya di wilayah Purwokerto, Banyumas

Tempat itu adalah warung milik Khamlani (60) warga Jalan Kauman Lama, Kecamatan Purwokerto Timur.

Kraca yang dijual di warung Khamlani, di Jalan Kauman Lama, Purwokerto, pada Kamis (16/5/2019).
Kraca yang dijual di warung Khamlani, di Jalan Kauman Lama, Purwokerto, pada Kamis (16/5/2019). (Tribunjateng.com/Permata Putra Sejati)

Pantas menyandang sebagai warung penjual kraca tersohor, sebab Khamlani sudah berjualan sejak 1995. Ketika bulan puasa produksi kraca bisa naik berkali-kali lipat ketimbang hari biasa.

"Selama bulan puasa sehari setidaknya dapat memasak Kraca hingga 100 kilogram," ujar Lani (56) istri dari Khamlani kepada Tribunjateng.com, Kamis (16/5/2019).

"Itu juga biasanya akan langsung habis hanya dalam waktu 3 jam saja," tambahnya.

Jika dalam sehari saja bisa memasak sampai 100 kilogram, maka dalam sebulan berati bisa mencapai 3 kwintal kraca.

Para pembeli biasanya membeli sesuai dengan pesanan. Terkadang ada yang membeli sampai 15 kilogram.

Pada hari-hari biasa, para pembeli kebanyakan adalah para karyawan kantor selepas pulang kerja.

Bulan Ramadan memang menjadi bulan yang berkah. Terutama bagi Khamlani dan usaha kracanya. Pada hari biasa dirinya tidak memasak banyak kraca seperti bulan puasa. 

Hari-hari biasa hanya sekira 25 kilogram saja dia masak.

Keong sawah yang merupakan bahan utama pembuatan kraca, diperoleh dari daerah Pekalongan dan Demak.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved