"Waktu itu beliau bertanya, 'Kenapa tidak jadi?
Padahal anak Bapak punya peluang.
Yang tidak berpeluang saja ingin kuliah di Mesir, yang berpeluang kok tidak diberangkatkan?'," ungkapnya.
Ali kemudian menuturkan alasan mengapa pada akhirnya Fatih diizinkan berangkat ke Mesir.
Rupanya dahulu ketika hendak menyekolahkan sang putri ke Mathali'ul Falah, ia pernah berjanji suatu saat akan menguliahkannya ke Mesir.
Namun, ia melupakan janji itu sebelum Fatih mengingatkannya.
"Jadi dulu ketika pertama berangkat ke Mathali'ul Falah, ibunya kurang merestui.
Namun, saya memang ingin punya anak pintar dan berilmu.
Maka untuk meyakinkan Fatih agar mau mondok di Kajen, saya berkata padanya, 'Sekolahlah, Nak. Besok Bapak sekolahkan ke Mesir.'
Namun kemudian saya lupa.
Begitu anak saya dapat panggilan ke Mesir, saya sudah lupa janji saya," katanya.
Ketika Fatih mengingatkan Ali akan janji tersebut, Ali akhirnya membolehkan Fatih berangkat.
"Sambil pelan-pelan saya bujuk ibunya agar merestui, saya urus semua keperluan putri saya.
Saya buatkan paspor, berbagai surat izin, dan kartu ATM.
Segala keperluan untuk memberangkatkan Fatih saya lengkapi, termasuk syarat saldo minimal Rp 30 juta juga saya carikan.