"Saya sebagai saksi ahli di situ, dan saya mengungkapkan situng memiliki banyak kekurangan," tambahnya.
• Mantan istri Galih Ginanjar Dihina Bau Ikan Asin di Ranjang, Netizen Pun Berang
Anas mengelompokkannya menjadi dua kategori temuan.
"Pertama yang tidak sesuai aspek matematis, misalnya jumlah suara sah 01 ditambah suara sah 02 tidak sama dengan suara sah misalnya. Banyaklah penjumlahan yang tidak sesuai," urai Anas.
Sedangkan kategori kedua adalah kesalahan logic atau terindikasi adanya human order (perintah manusia).
"Misalnya saya contohkan tadi jumlah pemilih 01 melebihi jumlah DPT. Contoh kedua misalnya TPS yang perolehannya untuk 01 dan 02 dalam bahasanya dinolkan karena pernah diisi," tuturnya.
"Kalau dilihat itu di halaman TPS-nya itu sudah 100 persen. Artinya sudah pernah diisi. Tetapi isinya 0-0. Itu sangat banyak," ungkapnya.
"Kalau boleh saya buka catatan supaya lebih komprehensif. Jadi, hal-hal yang di luar logika yang menurut saya," ucap Anas.
• Ingat Seserahan Pernikahan Fortuner di Pati, Kini Mobilnya Ditahan Polisi, Ini Penyebabnya
Terkait kesalahan matematis, Anas menemukan suara sah dan suara tidak sah tidak sama dengan suara total.
"Ini sebagai contoh kita temukan ada 10.595 kasus," cetusnya.
Kemudian ia mengaku menemukan suara 02 dan 01 yang melebihi kehadiran.
"Saya melihat di sini misalnya suara 01 yang melebihi jumlah kehadiran. Ini ada di seluruh Indonesia, masih tertinggal sampai tanggal 15 Juni (2019), masih ada 5.394," paparnya.
Untuk temuan yang semua datanya nol, menurut catatan robot Anas, semua datanya pernah diisi, memiliki time stamp.
Namun, setelah dilihat yang datanya dikosongkan, hanya tertinggal 741 TPS.
"Ini ada lagi analisa saya. Satu kolom kosong selain jumlah suara tidak sah. Artinya ini pasti menyalahi," ujarnya.
• Detik-detik Seorang Ayah Pergoki Putrinya Yang ABG Berhubungan Badan dengan Kakek-kakek Dalam Rumah
"Kalau suara sah boleh kosong, tapi yang lain tidak boleh kosong. Ini ada sejumlah 9.313 TPS sampai 15 Juni," beber Anas.