TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Kasus penemuan empat kerangka manusia di belakang rumah Misem di Desa Pasinggangan, Kecamatan/Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menguak kekelaman hati manusia.
Setelah polisi melakukan serangkaian penyelidikan, terungkap empat kerangka yang dikubur di belakang rumah Misem adalah jasad tiga anak Misem itu sendiri dan seorang cucunya.
Ketiga anak Misem itu adalah Supratno atau Ratno (56), Sugiyono atau Yono (51), dan Hari Setiawan atau Heri (46).
• Ini Pelaku dan Kronologi Pembunuhan Keluarga Sendiri Kasus Penemuan 4 Kerangka Manusia di Banyumas
• Istri Cantik Sewa Pembunuh Habisi Suami dan Anak Tiri, Pesan Terakhir Korban Ungkap Hubungan Mereka
• 70 Polwan Polres Semarang Mendadak Diperiksa Provost, Ada Apa?
• Kisah Nyata: Gadis Ini Jadi Budak Nafsu Kelompok Aliran Sesat, Ini Awal Kisahnya
Adapun cucu Misem tersebut adalah Fifin Dwi Loveana atau Pipin (27).
Pelaku utamanya tidak lain Saminah atau Minah (53), anak kedua Misem.
Tidak sendirian, dia melakukannya bersama-sama tiga anaknya, yaitu Sania Roulita (34), Irvan Firmansyah (31), dan Achmad Saputra (27).
Jadi pembunuhan berencana ini dilakukan sesama anggota keluarga.
Minah membunuh kakak dan adik sekaligus keponakannya dimana korban adalah paman dan sepupu anak-anaknya.
Apa motif pembunuhan keji ini?
Selama beberapa tahun terakhir, antara tersangka utama dan tiga korban yang merupakan saudaranya yakni Supratno, Yono dan Heri sering mengalami cekcok.
Penyebab pertengkaran tidak lain dan tidak bukan berkaitan penggunaan harta milik orangtua mereka, Misem, yang akan menjadi warisan.
"Mereka berempat itu menempati tanah atau lahan sejumlah 22 ubin atau 298 meter persegi yang di atasnya sudah ada rumah Misem.
Dimana lahan tersebut nanti akan menjadi warisan dari Misem," ujar Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun kepada Tribunjateng.com, Selasa (27/8/2019).
Pada kenyataannya, di lahan tersebut juga sudah dibangun rumah milik Saminah yang bersebelahan dengan rumah Misem.
"Jadi Saminah sudah dibangunkan rumah oleh suaminya di lahan tersebut.
Pihak bank sudah melakukan foto-foto dan mendokumentasikan rumah seakan-akan lahan tersebut telah diagunkan.
Hal inilah yang menimbulkan kemarahan saudara-saudara Saminah dan memicu pertengkaran di antara mereka," ucap Kapolres.
Perlu diketahui, Misem memiliki empat anak yakni berturut-turut Ratno, Minah, Yono, dan Heri.
Minah satu-satunya anak perempuan.
Di sisi lain, dua anak lelaki Saminah yaitu Irvan dan Putra selalu menyaksikan ibunya cekcok dengan ketiga korban.
Mereka menganggap Saminah selalu dikeroyok oleh paman-pamannya.
Ketika Irvan dan Putra sudah beranjak dewasa, mereka juga terlibat dalam percekcokan tersebut.
"Mereka merasa ingin melindungi ibunya.
Sehingga sering terjadi percekcokan antara para tersangka dengan Saminah dan juga anak-anaknya," tandas Kapolres.
Konflik keluarga ini lambat-laun memunculkan anggapan kepada Irvan dan Putra bahwa hidup mereka sudah terancam.
Keduanya pun mengambil langkah untuk membunuh paman-pamannya.
Mereka mulai merencakan menghabisi nyawa ketiganya.
Apalagi seminggu sebelum pembunuhan, sempat terjadi pertengkaran hebat antara Irvan dan Sugiyono.
"Teriakan-teriakan keras terdengar dalam cekcok itu.
Para tersangka merasa mendapat ancaman pembunuhan dari korban," papar AKBP Bambang.
Setelah itu, ada diskusi antara Irvan yang meminta izin kepada Saminah untuk membunuh tiga pamannya.
Putra ikut membantu kakaknya meyakinkan sang ibu.
"Niat itu disampaikan Irvan dan Putra kepada Saminah.
Mereka menganggap jika tidak membunuh para korban, merekalah yang akan dibunuh.
Itulah alibi atau alasan mereka," ujar Kapolres.
Saminah mengaku semula melarang niat itu.
Oleh karena anak-anaknya selalu meminta agar para korban dihabisi, dia pun luluh.
Minah mengizinkan anak laki-lakinya untuk membunuh saudara-saudaranya itu.
Kebetulan selama ini mereka tinggal di rumah Misem atau bersebelahan dengan rumahnya.
"Bahasa yang digunakan Saminah kepada anak-anaknya adalah, 'Terserah, silakan.'
Hal inilah yang pada akhirnya menyebabkan pembunuhan itu," tutur dia.
Kronologi bermula ketika Saminah membawa lebih dulu ibunya, Misem, ke rumahnya yang bersebelahan.
Tujuannya agar rumah Misem dalam kondisi kosong.
Misem dibawa seolah-olah dirawat karena sedang tidak sehat.
Kemudian Irvan dan Putra masuk ke dalam rumah Misem.
Mereka pertama-tama menghabisi Sugiyono yang baru saja mandi menggunakan besi dan tabung gas 3 kg.
Korban kedua adalah Ratno atau anak tertua Misem.
Sepulang dari tempat kerja sebagai PNS petugas Perpustakaan SMPN 4 Purwokerto, korban dihabisi pakai cara yang sama.
Korban ketiga yaitu Heri yang merupakan putra bungsu Misem.
Dia juga dibunuh dengan cara yang sama.
Target utama tersangka sebenarnya tiga korban itu saja sehingga jasad mereka ditumpuk dalam satu kamar.
Irvan dan Putra panik saat mengetahui sepupu mereka yaitu Fifin atau Pipin, putri Ratno, tiba di rumah.
Keduanya pun tanpa ampun menghabisi Pipin demi menghilangkan jejak. (permata putra sejati)
• Sepasang Burung Murai Batu Albino Milik Mahbub Dijual Seharga Mobil Innova Baru
• Detik-detik Mahasiswi Korban Penjambretan Kejar Pelaku hingga Seorang Pelaku Tewas Mengenaskan
• Kakak Nia Ramadhani Dilantik Jadi DPRD DKI Jakarta, Istri Ardi Bakrie Ini Hadiri Pelantikannya
• Unggahan Lucky Hakim Soal Gigitan Ular Weling Viral, Netizen Heboh