Misem tidak mau menyampaikan hal tersebut kepada keluarganya sendiri, yaitu Edi.
"Ancamannya kala itu, Misem akan dibunuh juga oleh Irvan dan Putra.
Namun Putra juga menolak.
Dia berpikiran apabila semua keluarga itu hilang akan menimbulkan kecurigaan semua orang," imbuhnya.
Ruang tengah kala itu sudah banyak darah, yaitu selepas membunuh Sugiyono dan Supratno.
Misem hendak masuk melalui pintu samping, lalu ketahuan oleh Irvan dan Putra.
Hingga akhirnya dibekap dan ditutup matanya, dimasukkan ke dalam kamar.
Ketika Misem sudah sadar dari pingsan, ketiga tersangka, yaitu Saminah, Irvan, dan Putra mengancamnya agar tidak bercerita kepada siapa pun, termasuk anaknya Edi.
Selama lima tahun itu Misem hidup dalam ancaman akan dibunuh.
Kalau sampai menyampaikan kejadian tersebut, Misem juga akan dihabisi.
Misem selama ini tahu ada pembunuhan di dalam rumahnya.
Tetapi tidak tahu jika keempat korban pembunuhan tersebut dikubur di belakang rumahnya sendiri.
"Misem tahunya mayat-mayat itu sudah dibuang.
Sehingga waktu menyuruh orang membersihkan kebun belakang yang terdapat kerangka-kerangka tersebut, Misem benar-benar tidak tahu," jelasnya.
Tak hanya Misem, tetangga dekat juga sempat mendengar teriakan saat terjadi pembunuhan empat bersaudara itu.