ASN di Karanganyar Ramai-Ramai Berburu Baju Hancinco, Berkah Bagi Para Pedagang

Penulis: Agus Iswadi
Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar ramai-ramai berburu baju hancinco, Rabu (6/11/2019).

Baju adat itu nantinya akan dikenakan oleh para ASN sebagai Pakaian Dinas Harian (PDH) saat berdinas setiap Kamis.

Aturan itu sehubungan dengan adanya surat edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor 025/7296.1.7 tentang penggunaan PDH adat bagi pegawai di lingkungan Pemkab Karanganyar.

Penampakan Via Vallen Setelah Berat Badan Naik 4 Kilogram Terlihat Gendutan

Sosok Angely Emitasari: Pedangdut Terpilih Jadi Kades, Setenar Via Vallen dan Nella Kharisma

Mengaku Marah Lihat Maruf Amin Pakai Celana, Sudjiwo Tedjo: Beliau Lucu Pakai Sarung

Jengkel, Mantan Staf Ahok Ima Mahdiah Sebut Anies Baswedan Menutup-nutupi soal Anggaran

Perlu diketahui sebelumnya, dalam surat edaran itu untuk ASN pria ketentuannya mengenakan satu stel pakaian hancinco lengkap dengan ikat kepala serta sepatu sandal.

Sedangkan untuk wanita mengenakan kebaya model kutu baru warna bebas dengan bawahan jarik dan sandal.

Bagi wanita yang tidak berjilbab, rambut disanggul sederhana atau dicepol.

Dari pantauan Tribunjateng.com di Pasar Jungke Kecamatan Karanganyar, tampak rombongan perangkat Kelurahan Tegalgede Kecamatan Karanganyar sedang sibuk memilah dan menjajal baju hancinco di kios pakaian Waluyo.

Koordinator Lingkungan (Korling) Titang Kelurahan Tegalgede, Sunarto mengaku sudah mendapatkan surat edaran tentang aturan PDH adat itu sejak kemarin.

"Ini cari (hancinco) untuk dipakai besok.

Tadi sudah cari di Pasar Matesih tapi stoknya habis," katanya kepada Tribunjateng.com, Rabu (6/11/2019).

Untuk membeli satu stel hancinco, Sunarto mempersiapkan anggaran sekitar Rp 150 ribu- Rp 200 ribu.

"Ini kan untuk melestarikan pakaian adat.

Tidak masalah harus cari-cari.

Biasanya setiap (berdinas) Kamis, pakainya batik," ujarnya.

Sekda Karanganyar, Sutarno mengungkapkan, menindaklanjuti surat edaran tentang penggunaan PDH adat, para ASN di Karanganyar akan mulai mengenakan pakaian hancinco sebagai PDH pada Kamis (7/11/2019).

Apabila masih ada ASN yang belum mengenakannya, masih diberi kelonggaran.

Akan tetapi selanjutnya akan ditertibkan, pasalnya itu menjadi tata tertib PDH ASN setiap Kamis.

"Ini sebagai pelestarian budaya kita.

Menyemangati semua ASN untuk melestarikan budaya melalui pakaian adat.

Biasanya kan setiap Kamis pakai batik, besok pakai itu (hancinco)," ungkapnya.

Dengan adanya aturan PDH adat di lingkungan Pemkab Karanganyar ternyata menjadi berkah tersendiri bagi pedagang pakaian yang ada di Pasar Jungke Karanganyar Kota.

Pedagang pakaian, Bu Waluyo mengaku kiosnya mendadak ramai pembeli yang mencari hancinco sejak kemarin.

Satu stel hancinco lengkap dengan ikat kepala dibandrol seharga Rp 150 ribu.

"Ini menghabiskan stok lama sekitar 50 stel, ini tinggal sedikit.

Ini tadi bapak kulak lagi di Pasar Klewer," ungkapnya.

Pedagang pakaian lain, Bu Jamil (53) mengatakan, losnya mulai ramai dikunjungi pembeli yang mencari hancinco sejak tiga hari terakhir.

Pakaian hancinco dengan ikat kepala dibandrol mulai harga Rp 65 ribu- Rp 75 ribu, tergantung bahannya.

"Ini tadi ada lima orang ke sini tapi stoknya habis," terangnya.

Bupati Karanganyar, Juliyatmono menyampaikan, aturan pengenaan pakaian adat itu sesuai surat edaran dari Gubernur Jateng.

Pemkab Karanganyar ingin menjadikan hancinco sebagai pakaian adat daerah.

"Pakaiannya sederhana, praktis dan tidak membatasi saat bekerja.

Awalnya mengenakan batik setiap Kamis, tapi sekarang diganti hancinco.

Kalau setiap Selasa, mereka sudah mengenakan batik bebas," kata Juliyatmono.

Lanjutnya, ini juga dalam rangka mengangkat citra pakaian petani menjadi PDH yang dikenakan ASN setiap Kamis.

"Mayoritas warga Karanganyar kan petani.

Kita surplus beras setiap tahun dan menjadi lumbung pangan.

Kita menjadi penyuplai beras di provinsi dan nasional.

Maka kita angkat citra petani (melalui hancinco)," jelas Juliyatmono.

Sementara itu perihal pencanangan hancinco sebagai PDH para ASN di lingkungan Pemkab Karanganyar setiap Kamis, Kepala Institut Javanologi Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Sahid Teguh Widodo menyampaikan, hancinco itu biasa digunakan warok dan petani.

Pakaian yang longgar dan memungkinan bergerak dengan bebas.

Banyak juga digunakan warga Samin di Blora Jawa Tengah.

Ia menjelaskan, setiap dekade atau zaman selalu memproduksi simbol dan lambang.

"Harapannya simbol-simbol yang diciptakan itu jangan sampai kosong.

Karena itu akan melemahkan. Harus berkelanjutan.

Prinsipnya kita mendukung. Memberikan aksentuasi daerah.

Karena tiap daerah tidak bisa digeneralisasi.

Setiap daerah bisa tumbuh dengan keunikan masing-masing," kata Sahid.

Menurutnya akan lebih baik apabila simbol itu dikemas dengan konsep atau program berkelanjutan sesuai perkembangan zaman.

Ia meyakini, penerapan PDH adat tersebut sudah melalui berbagai kajian.

Akan tetapi harus ada penerjemahan melalui program-program pembangunan yang produktif, kreatif dan progresif.

Dijelaskannya, kalau pencanangan hancinco itu sebagai pakaian dinas untuk menghargai jasa dan mengangkat derajat petani, daerah harus punya program unggulan sebagai wujud perhatian pemerintah daerah kepada petani dengan sistem pertanian moderen.

Pemerintah harus hadir di tengah petani, penterjemahannya dapat diimplementasikan dan tertuang dalam Rencana Strategi (Renstra) Kabupaten Karanganyar.

Baik jangka pendek, menengah maupun panjang.

"Pertanian tidak hanya jual lombok, kobis, tomat.

Lahan pertanian bisa dijadikan destinasi wisata atau sistem dagangnya online. Juga dapat pengembangan agrobisnis," ungkapnya.

Di sisi lain, harapannya dengan aturan PDH adat itu dapat memberikan makna, semangat, spirit baru bagi para ASN.

"Membangun mental pegawai dan membangun SDM yang lebih unggul," tandas Sahid. (Ais)

Dilaporkan Dewi Tanjung ke Polisi, Novel Baswedan: Saya Nggak Mau Menanggapi Orang Ngawur

Daftar Harga dan Spesifikasi iPhone 11, iPhone 11 Pro dan iPhone 11 Pro Max

Potret Tisna Tukang Ojek Pengkolan Bersama Istri Asli di Dunia Nyata, Beda Jauh dengan di Sinetron

VIDEO Polisi Evakuasi Kecelakaan Bus VS Truk di Tol Pemalang - Batang

Berita Terkini