Terganjal Restu Ortu Karena Akan Nikahi Nenek-nenek, Pemuda Asal Semarang Pilih Gantung Diri

Penulis: iwan Arifianto
Editor: galih permadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rumah duka pemuda yang gantung diri di Tambakaji Kecamatan Ngaliyan, Semarang, Rabu (25/12/2019) malam.

Koiron mengakui anaknya memang pendiam. Jarang bergaul dengan pemuda seusianya.

"Almarhum juga jarang ikut kegiatan di lingkungan sekitar," jelasnya.

Koiron pun mengaku iklhas atas kepergian anaknya.

Rencana Kamis (26/12/2019) siang. Anaknya bakal dimakamkan di TPU setempat.

Sempat Telepon Ibu

Sebelum melakukan gantung diri, almarhum sempat makan rujak bersama keluarga.

Hal ini diungkapkan Kapolsek Ngaliyan, AKP R Justinus, kepada Tribun Jateng, Rabu (25/12/2019) malam.

Kapolsek menuturkan mereka makan rujak di rumah ayah korban di Tambakaji Kecamatan Ngaliyan, Semarang, Rabu (25/12/2019) pukul 15.00 WIB.

Lantas pemuda ini menuju rumah kos milik ayahnya yang tidak jauh dari rumah pertama.

"Sekira pukul 16.00 korban sudah tergantung tak bernyawa di dapur, korban menggantungkan diri di usuk dengan menggunakan kain bendera merah putih," tuturnya.

AKP Justinus menungkapkan saksi mata pertama yang menemukan korban adalah ibunya.

Sebelum gantung diri, korban sempat menelepon ibunya untuk datang ke rumah kos.

Tak berselang lama, Ibunya datang mencari korban. Namun mendapati anaknya sudah dalam kondisi tidak bernyawa.

Setelah olah TKP, Polisi tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

Kemudian sesuai permintaan dari keluarga yang dituangkan dalam surat pernyataan yang ditandatangani oleh perwakilan keluarga dan RT/RW setempat.

Pihak keluarga sudah mengikhlaskan dan memohon untuk tidak dilakukan autopsi.

"Kami selanjutnya menyerahkan jenazah korban kepada pihak keluarga untuk dimakamkan," terangnya. (Iwn)

Berita Terkini