Situs berita New York Times meyebut, pesawat nirawak (drone) militer yang dikerahkan Pentagon untuk operasi pembunuhan Qassem adalah MQ-9 Reaper.
Drone ini mampu terbang hampir tanpa suara pada kecepatan 230 mil per jam.
Ia membawa empat rudal Hellfire R9X Ninja di bawah kedua sayapnya.
Drone spesialis pemburu dan pembunuh ini diterbangkan dari pangkalan udara sekaligus Komando Sentral AS di Doha, Qatar.
Pentagon menolak merinci serangan itu, yang menurut militer Iran dilakukan helikopter tempur AS di Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari 2020.
Qassem Soleimani tewas bersama Komandan Popular Mobilization Unit (PMU) Abu Mahdi al-Muhandis dan 10 orang perwira lainnya.
Dalam rekaman pendek CCTV yang ditayangkan televise Al-Ahad mobil pembawa Qassem Soleimani tidak terlihat dalam video.
Posisinya diduga berada di luar tembok.
Meski demikian ledakan dan kilatan cahaya menunjukkan sebuah kendaraan terhantam serangan itu.
Dari foto-foto yang beredar di media social, jasad Qassem Soleimani ditemukan dalam kondisi sangat menyedihkan.
Tubuhnya tersayat-sayat dan hancur meski masih bisa dikenali.
Petunjuk paling jelas adalah potongan tangan, yang di jarinya tersemat cincin bertahtakan batu merah yang jadi ciri Qassem Soleimani.
Aksi Balasan
Mayor Jenderal Esmail Ghaani, pengganti Qassem Soleimani sebagai Komandan Pasukan Quds Korps Garda Republik Islam Iran (IGRC), menjanjikan pembalasan setimpal atas pembunuhan sejawatnya itu.
Esmail Ghaani ditunjuk Ayatollah Ali Khamenei sesaat setelah Qassem terbunuh di Baghdad oleh rudal militer AS, Jumat (3/1/2020) pagi WIB.
Ghaani dan Soleimani merupakan kawan seperjuangan sejak perang Irak-Iran (1980-1988).