Mereka pulang sekitar pukul 22.00.
Ibunda Bilqis, Ariani Dwi Setyowati (21), telah meninggal pada November 2019 lalu.
Ketika berangkat, Nurul sekaligus mengantarkan anaknya yang pertama, Balqis Choirun Najwa (7), pergi bersekolah di SD Pancasila Semarang.
Dia lantas menjemputnya pukul 10.30 saat Balqis pulang sekolah.
Setelah itu, mereka bertiga bersama di dalam angkot sampai malam.
"Daripada saya tinggal di rumah kepikiran, bareng bertiga seperti ini saya lebih tenang. Beginilah hidup jadi orangtua sendiri. Apa pun itu harus tetap dijalani demi masa depan anak-anak, " jelasnya kepada Tribunjateng.com.
Kakak Bilqis, Balqis, mandi di rumah sebelum berangkat sekolah.
Bocah kecil itu sudah mandiri, mengenakan seragam sekolahnya tanpa bantuan Nurul.
Sang ayah yang merapikannya setelah mereka siap naik angkot ke sekolah.
Berharap anak hafal Al Quran
Saat itu, pagi masih menggantung, lampu di teras rumah berpapan kayu yang ditinggali Nurul itu masih menyala.
Tidak berselang lama suara isak tangis bayi pecah, mengusik keheningan pagi di Kampung Karangsari, Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Ketika masuk ke rumah berukuran 4X6 meter itu, harum wangi bedak bayi menyeruak. Ruang depan kosong tanpa kursi dan meja.
Ruang berikutnya terdapat tempat tidur. Di sebelah utara tempat tidur tampak kipas angin tipe duduk warna hitam geleng-geleng ke arah kanan dan kiri menyebar udara di ruangan yang agak pengap.
Di ruangan tersebut, Nurul sedang sibuk mengganti popok Bilqis Choirun Nisa, anaknya yang kini berusia 3,5 bulan.
Namun tiba-tiba kakak Bilqis, Balqis Choirun Najwa (7) merengek manja agar ayahnya membantu membetulkan sleting rok seragam pramuka.