TRIBUNJATENG.COM - Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyatakan pihaknya terus memantau putra serta menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution, yang hendak maju sebagai calon walikota di Solo dan Medan.
Sejauh ini keduanya dianggap memiliki tren elektoral yang meningkat.
Menjawab pertanyaan wartawan usai pengumuman 48 calon kepala daerah yang diusung partai itu, Rabu (19/2), Hasto mengatakan tren elektabilitas Gibran memperlihatkan tren yang terus meningkat.
• Detik-detik Pemotor Tewas Tertimpa Truk Molen di Candi Semarang, Kernet: Rem Blong
• Hubungan Terlarang Terkuak Gara-gara Tangisan Bayi, Ditemukan Warga di Warung Ringroad Mojosongo
• Namanya Sempat Dipanggil Lewat Pengeras Suara, Ternyata Kadus di Wonosobo Tewas Tertimbun Longsor
• Bocah Yatim Piatu Curi Kotak Amal Masjid di Pedurungan Semarang, Kompol Eko: Kondisinya Sangat Miris
"Ada antusiasme bagi anak-anak muda untuk bergabung mendukung," ujar Hasto.
Namun, Hasto mengatakan bahwa Ketua Umum Megawati Soekarnoputri memang belum membuat keputusan final soal pencalonan keduanya di Pilkada.
Walau demikian, DPP PDIP akan terus menyiapkan pemetaan politik dan survei politik, untuk menjadi bahan bagi Megawati sebelum mengambil keputusan.
"Untuk Kota Solo, Bali dan Kota Malassar akan dilakukan secara terpisah. Kemudian Kota Medan dan Kota Surabaya akan diumumkan secara terpisah.
Nanti ada beberapa gelombang. Ya gelombang yang baik," tandas Hasto.
Di sisi lain, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri mengaku jengkel karena ada partai yang memaksakan anggota keluarganya mengikuti Pemilihan Umum 2024.
“Berhentilah, kalau kalian punya anak, anaknya itu enggak bisa, jangan dipaksa-paksa. Jengkel loh saya. Lah iya loh, ngapain sih kayak enggak ada orang.
Kader itu ya anak kalian juga loh. Gimana yo,” kata Megawati saat memberikan pengarahan kepada calon kepala daerah peserta Pilkada 2020 di DPP PDIP, Jakarta, Rabu, 19 Februari 2020.
Megawati mengatakan, pada 2024, perpolitikan Indonesia akan berubah dan terjadi regenerasi.
Sebab, sosok seperti dirinya sudah mulai pudar.
Sehingga harus anak-anak muda yang didorong.
Nyatanya, kata dia, masih ada yang mendorong anggota keluarga, seperti anak, istri, hingga ponakan untuk menjadi calon pemimpin.