TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pembangunan manusia di Kota Semarang mulai 2017 hingga 2019 mengalami kemajuan yang ditandai dengan meningkatnya indeks pembangunan manusia (IPM) Kota Semarang.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang merilis IPM Kota Semarang meningkat 0,47 poin yang mana 2018 sebesar 82,72 persen menjadi 83,19 persen.
Kepala BPS Kota Semarang, Erisman mengatakan, sejak 2017 status pembangunan manusia di Kota Semarang sudah mencapai kategori sangat tinggi yang mana selalu diatas 80 persen.
• Tersipu saat Ditanya Malam Pertama, Kakek 103 Tahun yang Nikahi Gadis 30 Tahun Berikan Mahar Ini
• 1 Warga Kudus Suspect Corona Setelah Pulang dari Korsel, Diisolasi di RSUD Dr Loekmonohadi
• Pesta Pernikahan Ana Riana Rinjani, Tukang Ojek Pengkolan Mas Pur Nyanyi Lagu Pamer Bojo Didi Kempot
• Perampok Bawa Kabur Mobil di Parkiran, Ternyata di Dalam Masih Ada Orang, Ini yang Akhirnya Terjadi
"Selama periode 2018-2019, komponen pembentukan IPM di Kota Semarang juga mengalami peningkatan," katanya, Rabu (4/3/2020).
Dijelaskan Erisman, IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak.
Umur panjang digambarkan dengan umur harapan hidup, sedabgjan pengetahuan diujur melalui indikator rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah.
Adapun standar hidup layak digambarkan oleh pengeluaran per kapita.
Berdasarkan data BPS Kota Semarang, pada 2019, bayi lahir di Kota Semarang memiliki peluang hidup hingga 77,25 tahun.
Ini meningkat 0,02 tahun dibanding tahun 2018.
Anak usia sekolah memiliki peluang 15,51 tahun, meningkat 0,01 tahun.
Penduduk Kota Semarang yang berusia di atas 25 tahun telah menempuh 10,52 tahun atau hingga SMA.
Adapun pengeluaran per kapita masyarakat Kota Semarang meningkat sebesar Rp 655 ribu ripuah dibanding tahun sebelumnya.
"Faktor IPM ada tiga dimensi yaitu kesehatan, pendidikan, ekonomi.
Otomatis saling terkait dengan infrasktruktur," tuturnya.
Menurut Erisman, Kota Semarang memang diuntungkan dengan kondisi infrastruktur yang terus meningkat.
Di lain sisi, Pemerintah Kota Semarang menyasar seluruh elemen masyarakat mulai dari ibu hamil hingga orang meninggal dalam menjalankan programnya.
"Pak wali saya lihat mulai ibu hamil hingga meninggal jadi sasaran Pemerintah Daerah.
Ibu hamil ada bantuan makanan tambahan, orang sakit gratis di kelas tiga.
Pengurangan biaya iuran PBB, sekolah gratis, transportasi murah," sebutnta.
Dia menilai program-program tersebut sangat mendongkrak IPM Kota Semarang terutama program pendidikan dan kesehatan.
Secara ekonomi, kondisi di Kota Semarang juga sangat kondusif untuk berusaha.
Sebelumnya, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menyakini, terjaganya tren positif pembangunan manusia di Kota Semarang merupakan hasil dari sinergitas yang terbangun antar seluruh pihak.
Adanya sinergi yang kuat membuat program yang diinisiasi pemerintah dapat dirasakan maksimal manfaatnya.
"Pembangunan manusia tidak dapat dilakukan sepihak oleh pemerintah saja, kalau project fisik mungkin masih bisa pemerintah yang langsung bangun untuk kelihatan hasilnya, tapi kalau pembangunan manusia ini semua pihak harus terlibat," terang Hendi, sapaannya.
Menurutnya, ini adalah representasi pola pembangunan bergerak bersama yang berjalan.
"Percuma juga kalau kita punya program fasilitas publik dari lahir sampai meninggal, tapi masyarakat tidak pro aktif memanfaatkan," tegasnya. (eyf)
• Unik, Mobil Patroli Polisi Disulap Jadi Perpustakaan Keliling di Kebumen
• Tebing Longsor di Samping Ruang Kelas SDN Kalibanteng Kidul 2, Azizah Evakuasi Siswanya
• Penerbangan Belum Ditutup, Pekerja Migran Indonesia Asal Hongkong Masih Bebas Pulang ke Indonesia
• Hindari Hoax Virus Corona, Wakil Bupati Tegal Akan Bentuk Satgas Covid-19 Center