TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Menanggapi merebaknya virus corona dan masalah intoleransi, Keuskupan Agung Semarang mengelurakan surat edaran terkait Pencegahan Penularan dan Penyebaran Virus Corona Nomor 0257/A/X/2020-11.
Surat tertanggal 3 Maret 2020 itu ditandatangani oleh Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang, Mgr Robertus Rubiyatmoko.
Dalam surat tersebut, Uskup Agung Semarang meneruskan himbauan dan ajakan yang tertanggal 13 Februari 2020 terkait dengan virus corona dan masalah-masalah intoleransi.
• Mengharukan: Seorang Ibu Histeris Melihat Anaknya yang Masih PAUD Terlindas Trailer di Depannya
• KSAD Andika Perkasa Bengong Tahu Alasan Pria Ini Masuk TNI, Fisik Diragukan, Kaget Tahu Keahliannya
• Baim Wong Dapat WhatsApp dari Pencuri Motornya yang Kini di Penjara: Saya Nggak Bales
• Buron Berhari-hari, Pasutri Asal Sragen yang Bahu-membahu jadi Pencuri Ini Akhirnya Ditangkap
Mgr Robertus Rubiyatmoko kembali mengajak semua untuk tetap bijaksana dan tenang dalam menyikapi berbagai informasi mengenai penularan dan penyebaran virus corona ini.
Masih dalam surat itu, sejauh kondisi fisik kita baik, niscaya kita akan tetap sehat dalam lindungan Tuhan.
Dia mengajak, untuk menjaga kondisi fisik dengan meningkatkan daya tahan tubuh atau stamina.
Hal itu bisa diusahakan, antara lain dengan mengonsumsi asupan makanan yang cukup dan sehat, olah raga teratur, dibarengi suasana hati yang gembira penuh kepercayaan kepada Tuhan yang senantiasa menjaga dan melindungi umatNya.
Inilah cara yang cukup sederhana dan mudah dilakukan untuk pencegahan terhadap penularan dan penyebaran virus corona.
Selain meningkatkan daya tahan tubuh, ada beberapa hal praktis yang dapat kita lakukan secara serentak guna mencegah penularan dan penyebaran virus tersebut, antara lain:
1. Menjaga kebersihan tangan dengan membasuhnya secara berkala atau dengan menggunakan cairan/gel pembersih tangan (hand sanitizer);
2. Memakai kain penutup mulut dan hidung (masker), khususnya saat sedang flu/pilek, batuk, dan sakit tenggorokan.
Terkait dengan pelaksanaan perayaan Ekaristi dan ibadat lain, Uskup Agung Semarang mengusulkan beberapa hal praksis sebagai berikut:
1. Air suci di pintu-pintu masuk gereja untuk sementara dapat kita kosongkan.
2. “Salam damai” menjelang Komuni dapat kita lakukan secara sederhana dengan saling menganggukkan kepala atau membungkukkan badan, tanpa bersalaman atau berjabat
tangan.
3. Komuni Suci diterimakan pada tangan saja. Diharapkan para pembagi komuni (Romo dan Prodiakon) membagikan komuni dengan terlebih dulu menyuci tangannya.