Gejala Baru Terpapar Virus Corona Ditemukan Ahli: Mendadak Tak Bisa Mencium Bau

Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi berita seputar virus corona

Gejala Baru Terpapar Virus Corona Ditemukan Ahli: Mendadak Tak Bisa Mencium Bau

TRIBUNJATENG.COM - Seperti yang kita tahu, gejala virus corona (Covid-19) mirip dengan penyakit lain pada umumnya.

Misalnya flu, batuk, demam, hingga badan pegal.

Nah, baru-baru ini, sebuah studi yang diungkap oleh ahli rinologi terkemuka di Inggris., mereka menemukan gejala atau kondisi lain pasien virus corona.

Kondisi apa itu?

Andrea Dian Sempat Divonis Demam Berdarah Ternyata Positif Corona, Ini Beda Gejala DB dan Covid-19

Jawaban Iran ke Donald Trump yang Tawarkan Bantuan Atasi Virus Corona: Aneh, Penipu

Pembunuhan Sadis Leni Janda Muda dan Putrinya, Pria Ninja Sarung Datangi Korban Tengah Malam

Ivan Gunawan: Hati-hati, Saya Tidak Menjual Masker

Dilansir dari kompas.com pada Senin (23/3/2020), di Korea Selatan, China, dan Italia, sekitar sepertiga pasien yang dites positif Covid-19 mengaku penciumannya terganggu atau hilang.

Menurut ahli THT di Inggris, kondisi ini dikenal sebagai anosmia atau hyposmia.

"Di Korea Selatan, di mana pengujian dilakukan sangat luas, 30 persen pasien yang dites positif Covid-19 memiliki anosmia (hilangnya penciuman)," kata president of the British Rhinological Society Professor, Clare Hopkins, dan president of the British Association of Otorhinolaryngology, professor Nirmal Kumar.

Dilansir Business Insider pada Senin (23/3/2020), para profesor mengatakan bahwa banyak pasien diseluruh dunia yang positif Covid-19 terinfeksi tanpa gejala demam tinggi atau batuk.

Sebagai gantinya, mereka sulit mencium bau dan mengecap rasa.

"Ada sejumlah laporan yang berkembang pesat tentang peningkatan signifikan dalam jumlah pasien Covid-19 yang hanya mengalami anosmia tanpa adanya gejala lain," kata peneliti dalam sebuah keterangan.

"Iran telah melaporkan peningkatan signifikan dalam kasus anosmia."

"Selain itu, banyak pasien dari AS, Perancis, dan Italia Utara yang juga memiliki pengalaman sama," imbuhnya.

Minimnya gejala atau tanpa gejala yang umum terjadi pada Covid-19 membuat pasien yang mungkin positif tidak memeriksakan diri, dan tidak mengkarantina diri.

Jika ini terjadi, pasien Covid-19 yang tanpa gejala justru berkontribusi besar terhadap penyebaran penyakit.

Halaman
12

Berita Terkini