Wabah Virus Corona

Pada Masker yang Dibuat dari Plastik Daur Ulang Itu Biksu Tulis Doa Agar Wabah Virus Corona Berakhir

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Biksu di Thailand membuat masker berbahan dasar sampah plastik daur ulang.(screenshot video reuters)

TRIBUNJATENG.COM, BANGKOK - Pada sebuah masker wajah berwarna oranye, seorang biksu Buddha menuliskan doa. 

Dituliskannya sebuah permohonan agar penderitaan yang ditimbulkan virus corona segera berakhir.

Masker wajah tersebut bukan masker biasa, tapi terbuat dari plastik daur ulang.

31 Orang Dinyatakan Positif Virus Corona Setelah Hadiri Acara Pernikahan

Beredar Pesan WA Foto Terakhir Dokter Hadio Sebelum Meninggal Tangani Pasien Corona, Ini Faktanya

Kadinkes Cilacap Marah Data PDP Virus Corona Meninggal Diumbar Lengkap dalam Medsos, Tak Manusiawi

China Siap Bantu Tangani Wabah Virus Corona di Indonesia, Prabowo Telah Kirim Daftar Kebutuhan

Thailand sejauh ini memiliki jumlah kasus infeksi tertinggi di Asia Tenggara.

Selama akhir pekan, infeksi bisa meningkat dua kali lipat.

Kini total infeksinya mencapai 721 kasus.

Perbatasan negara dan ruang-ruang publik telah ditutup.

Sekelompok biksu inovatif di dekat Bangkok mendekatkan diri kepada ajaran Buddha sebagai upaya mereka mengatasi penyakit virus corona.

Kuil Chak Daeng terkenal dengan kampanye yang dipimpin oleh kepala biara, Abbot Pranom, yang sadar akan lingkungan untuk menghasilkan pakaian jubah dari 15 ton sampah plastik botol yang diterima setiap bulannya.

Biksu dan relawan menenun serat benang sintetis yang diekstraksi dari plastik dengan kapas ke tumpukan kain berwarna kuning (warna kuningnya dihasilkan dari saffron).

Abbot Pranom Dhammalangkaro pada bulan lalu mulai memproduksi beberapa masker wajah (dengan bahan daur ulang itu) sebagai upaya perlindungan kepada orang-orang.

Lapisan filter tambahan dijahit pada lapisan dalam yang dikatakan Abbot Pranom sebagai perlindungan dari tetesan semprotan yang potensial.

Untuk ketenangan pikiran, 'master jimat' Wat Chak Daeng menulis doa di masker-masker wajah tersebut.

Dia menyugestikan bahwa untuk mengetahui suatu masalah adalah menemukan cara untuk mengakhiri penderitaan.

Banyak umat Buddha percaya bahwa menemukan sumber masalah seseorang adalah menempatkan orang itu pada jalan menuju pencerahan.

Tapi Abbot mengakui bahwa tidak semua orang percaya akan doa.

"Bagi mereka yang tidak percaya pada hal semacam ini, tidak akan ada bedanya," ujar Abbot.

Sementara itu, Abbot juga mengimbau kepada umat Buddha di Thailand agar tidak melakukan panic buying seperti yang telah terjadi di akhir pekan.

Dia meminta umat Budhha untuk tetap berhati-hati dalam melewati krisis.

Di negara tetangga Thailand, di Myanmar, tidak ada klaim kasus infeksi membuat orang-orang skeptis.

Para biksu Buddha juga telah berdoa sungguh-sungguh untuk mencoba melindungi negara mereka.

Satu kelompok Buddha bahkan menaiki balon udara untuk memercikkan 'air suci' di atas wilayah Bagan yang mana banyak terdapat kuil di sana. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Biksu Buddha di Thailand Ciptakan Masker Wajah dari Plastik Daur Ulang"

Kondisi RS Parah, Tenaga Medis Kewalahan, Tulis Andrea Dian yang Dirawat karena Positif Virus Corona

Keluarga Ruben Onsu dan Seluruh Karyawan Suntik Vitamin C untuk Cegah Virus Corona

Jelang Ramadhan dan di Tengah Wabah Virus Corona, Harga Daging Sapi di Jateng Mulai Merangkak Naik

Terpaut 15 Tahun, Ini Kisah Cinta Didi Kempot Godfather of Broken Heart dengan Si Cantik Yen Vellia

Berita Terkini