TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sebagai salah satu rumah sakit rujukan penanganan pasien Corona di Kota Semarang, RSUD KRMT Wongsonegoro akan melakukan Rapid test Virus Corona.
Hal ini disampaikan Direktur Utama RSUD Wongsonegoro dr Susi Herawati pada Senin (23/3/2020).
Rapid test tersebut akan dikhususkan untuk Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
• China Siap Bantu Tangani Wabah Virus Corona di Indonesia, Prabowo Telah Kirim Daftar Kebutuhan
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Prof Iwan Guru Besar UGM yang Positif Virus Corona Meninggal Dunia
• 31 Orang Dinyatakan Positif Virus Corona Setelah Hadiri Acara Pernikahan
• Jelang Ramadhan dan di Tengah Wabah Virus Corona, Harga Daging Sapi di Jateng Mulai Merangkak Naik
"Rencana untuk melakukan rapid test yaitu untuk percepatan diagnosa."
"Walaupun rapid test ini hasilnya tidak 100 persen masih saja bisa negatif atau positif," ucap Susi.
Susi mengatakan jika hasil tes dari ODP ataunPDP negatif, maka akan diulangi tes lagi pada hari ke tujuh untuk mendapatkam hasil yang valid.
Sedangkan bagi ODP atau PDP yang hasil tesnya positif maka swab dan kemudian dikirim ke RSUP Dr Kariadi.
Pihak RSUD Wongsonegoro sendiri sudah memesan sebanyak 2.480 pack.
"Tes ini gratis karena dibiayai oleh Pemkot Semarang, tapi dikhususkan untuk yang ODP atau PDP."
"Kita juga akan adakan screening bagi pasien yang datang untuk meminta Rapid Test, kita screening dulu, riwayat sakit, perjalanan serta kontak dengan PDP. "
"Lalu kita arahkan harus test atau tidak," lanjutnya.
Untuk keperluan tes ini RSUD Wongsonegoro menerjunkan lima petugas kesehatan yang terdiri dari petugas Laboratorium dan dokter umum.
Sedangkan untuk ruang isolasi saat ini sudah disiapkan 31 ruang di gedung Arjuna.
Sementara di ruang Banowati rencananya akan disiapkan 15 ruang jika ada penambahan PDP usai Rapid Test.
Masyarakat juga bisa melakukan konsultasi terkait gejala corona melalui telfon ke 1500219.
Sehingga pasien tidak perlu datang ke rumah sakit, dan petugas tetap memberikan arahan apakah harus melakukan isolasi mandiri atau dijemput jika masuk dalam PDP.
Fungsikan Rumah Dinas
Sebelumnya diberitakan, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menyebutkan tengah menyulap rumah dinasnya dan kantor Diklat milik Pemerintah Kota Semarang untuk dijadikan kamar isolasi.
Hal ini menjadi salah satu respon cepat yang dilakukan menyusul akan dilakukannya lebih dari 10.000 Rapid Test kepada orang dalam pantauan oleh Pemerintah Kota Semarang.
Lebih dari 200 kamar isolasi disiapkan yang dibagi menjadi 110 kamar isolasi di Rumah Dinas Wali Kota Semarang, dan 95 kamar isolasi di Kantor Diklat Pemerintah Kota Semarang.
Hal itu disebutkan oleh Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi tersebut, Senin (23/3).
Hendi sendiri memastikan jika ratusan kamar isolasi di Rumah Dinas Wali Kota Semarang dan Kantor Diklat Pemerintah Kota Semarang akan mulai bisa difungsikan pada tanggal 30 Maret 2020.
"Ruang isolasi akan ditambahkan di RSUD KRMT Wongsonegoro milik Pemerintah Kota Semarang sampai titik maksimal sebanyak 41 kamar, dari yang semula hanya 14 kamar isolasi.
Selain itu ada kantor Diklat yang akan di BKO kan kepada tenaga medis Pemkot Semarang dengan 95 Kamar," jelas Hendi.
"Juga Rumah Dinas Wali Kota Semarang akan dibangun untuk dapat disiapkan 110 Kamar Isolasi, untuk PDP nanti ditangani oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang, Rumah Sakit Tentara milik Kodam dan Rumah Sakit Bhayangkara milik Polri dengan 110 Kamar," tambahnya.
Untuk mekanisme penanganan PDP yang akan dilokalisir pada Rumah Dinas Wali Kota Semarang dan Kantor Diklat, Hendi menyebutkan akan berada dalam koordinasi rumah sakit rujukan di Kota Semarang.
"Mekanismenya ada dalam satu komando rumah sakit yang sudah mendapat rujukan Kementrian Kesehatan, lewat Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, dan Dinas Kesehatan Kota Semarang," papar Wali Kota Semarang tersebut.
"Hal ini dilakukan sebagai antisipasi jika masyarakat yang masuk dalam kategori PDP di kemudian hari bertambah," tekannya.
Di sisi lain, Hendi juga menyatakan jika penyemprotan disinfektan di Kota Semarang akan dilakukan dengan mengadopsi beberapa inovasi, salah satunya dengan media outdoor sprayer yang telah diterapkan di Kantor Kejaksaan Negeri.
"Berbagai kreasi memang harus diadopsi, seperti yang ada di Kantor Kejari."
"Kami akan koordinasikan kepada sedulur - sedulur untuk memperbanyak," pungkasnya.
(Like Adelia)
• Polres Tegal Datangi Pasar hingga Ponpes, Imbau Warga Hindari Kegiatan Kerumunan
• Viral Video Bintang Emon Komika Soal Bahaya Virus Corona: Kalau Mati Doang, Jongkok di Jalan Tol
• Pengabdian Dokter Handoko di Usia 80 Tahun Tak Kenal Lelah
• Kondisi Terkini Pasien Positif Virus Corona di RSMS Purwokerto, Sudah Membaik: Mau Makan & Tak Demam