Dia juga mengimbau masyarakat untuk memberitakan hal yang dapat menumbuhkan semangat pasien yang sedang sakit agar mempermudah kesembuhab mereka.
"Untuk teman-teman yang masih dirawat jangan oantang menyerah, tetap semangat, dan optimis. Semoga dengan berita ini bisa menjadi motivasi yang luar biasa," ungkapnya.
Seorang warga Ungaran yang juga dinyatakan sembuh, Lastri pun berbagi pengalamannya. Dia tidak mengetahui secara pasti bagaimana penularannya.
Hanya saja, selepas pulang dari Bali tubuhnya lemas dan tulang terasa sakit.
"Saya langsung dibawa ke RS Ken Saras kemudian karena tidak bisa menangani akhirnya dirawat di RSUD Wongsonegoro," katanya.
Pada saat awal dites, dia dinyatakan negatif corona. Namun, pada hari kesepuluh saat kembali dites menunjukan positif corona.
Dia mengaku mentalnya cukup down pada saat itu.
"Saya tahu ini semua bukan kebetulan tapi Tuhan merencanakan semua. Saya setiap pagi berdoa, saya sembuh, saya kuat," paparnya.
Selama diisolasi, dia mengungkapkan, pasien sangat diistimewakan. Para tenaga medis selalu memberikan semangat setiap hari.
Meski tidak bisa bertemu dengan keluarga, pihak rumah sakit mengizinkan para pasien membawa ponsel sehingga tetap bisa berkomunikasi dengan pihak keluarga.
"Semangat teman-teman, keluarga, dan para tenaga medis memebuat kami semakin hari semakin kuat.
Pagi ini dokter menyatakan saya sembuh. Saya senang," ucapnya.
Seorang warga Rembang, Muyin, pun menceritakan, dirinya tertular virus corona sepulang dari bekerja di sebuah proyek di Bali.
"Sampai rumah terasa dada sesak, batuk, dan panas dingin. Akhirnya, langsung dibawa ke RS," terangnya.
Selanjutnya, Sutan Baiti, seorang perawat di RS Colombia Semarang yang telah dinyatakan sembuh pun turut berbagi cerita. Dia tertular setelah kontak dengan pasien yang memiliki riwayat covid-19.
"Awalnya pilek saja. Tenggorokan tidak enak. Saya parno, dadi pada saya membahayakan keluarga saya, akhirnya periksa," jelasnya.