TRIBUNJATENG.COM, TEGALĀ - Seusai isolasi wilayah diterapkan di Kota Tegal, masyarakat umum hanya bisa masuk ke dalam kota melalui Jalan Proklamasi.
Kebijakan dalam mengantisipasi penyebaran virus corona atau Covid-19 tersebut, telah menutup sebanyak 35 akses jalan masuk ke Kota Tegal.
Antisipasi lainnya, akses pintu masuk yang juga berlokasi di depan Kantor Dinas Kesehatan Kota Tegal, disediakan posko cek kesehatan dan petugas lengkap dengan alat pelindung diri (APD).
Semua masyarakat yang melintas wajIb melalui pemeriksaan cek suhu tubuh dan disemprot disinfektan.
Baik para pejalan kaki, penumpang becak, penumpang angkot, pengendara kendaraan pribadi, maupun pengendara mobil pengantar barang.
Bila ditemukan masyarakat dengan suhu tubuh 38 derajat celcius, maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di posko kesehatan.
Kemudian enam unit ambulas bersiaga untuk membawa pasien bersuhu tubuh tinggi ke rumah sakit.
Saat meninjau Jalan Proklamasi, Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono, mencatat berbagai kekurangan.
Ia menilai, penjaga berseragam APD di pos jaga masih kurang.
Dedy Yon menjelaskan, masyarakat yang melintas tidak hanya dicek suhu tubuh saja.
Melainkan juga disemprot dengan disinfektan.
Termasuk menyemprot bagian dalam kendaraan mobil.
"Untuk pengecekan mobil dan motor, awalnya masyarakat mengira hanya cek suhu tubuh saja. Tapi ini ada penyemprotan mobil. Awalnya masyarakat keberatan, tapi ini berlaku untuk semuanya," kata Dedy Yon, Selasa (31/3/2020).
Dedy Yon menjelaskan, isolasi wilayah menjadi upaya Pemkot Tegal dalam memantau pergerakan masyarakat.
Termasuk mempermudah memantau orang luar daerah dan orang perantauan yang akan ke Kota Tegal.
Dedy Yon meragukan kabupaten dan kota dalam memantau dan melacak orang- orang mudik tanpa dilakukannya isolasi wilayah.
Ia menilai, tidak mungkin orang- orang yang merantau hanya turun di terminal atau stasiun saja.
"Bahkan ada penumpang bus yang sudah tahu di terminal ada cek kesehatan, mau berhentinya sebelum terminal dengan jalan kaki," ungkapnya. (fba)