Virus Corona Jateng

Sugito Nyesek Pendapatannya Mengayuh Becak Rp 10 Ribu Sehari, Makan Menunggu Dermawan Lewat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Wabah virus corona membawa dampak ekonomi.

Hal itu salah satunya dialami pengayuh becak di Kota Semarang.

Sugito (53), seorang pengayuh becak yang beroperasi di jalan Jenderal Sudirman, Semarang Barat, Semarang menuturkan, pendapatannya kian menurun sejak merebaknya virus corona.

46 Tenaga Medis RSUP Kariadi Semarang Positif Corona Diisolasi di Hotel, Ini Kata Ganjar

Muncul Kabar 46 Tenaga Medis RSUP Kariadi Semarang Positif Corona, Humas Undip Ungkap Kondisi Mereka

Inilah Besaran THR PNS, TNI dan Polri pada 2020 dan Anggota TNI Polri Selevel Eselon III ke Bawah

Anda Ingin Dapat Dana BLT Rp 600 Ribu Per Bulan? Begini Syarat dan Cara untuk Mendapatkannya

Bahkan dijelaskan, dampak ekonomi yang dialaminya saat ini paling besar dibandingkan biasanya.

"Biasanya pendapatan sehari Rp 50 ribu ada, tapi sekarang paling Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu.

Selama 10 tahun menjadi pengayuh becak, wabah virus corona ini dampak paling besar," ujar dia saat ditemui tribunjateng.com di tengah pekerjaannya, Kamis (16/4/2020).

Hal senada juga dirasakan pengayuh becak lainnya, Asadi (60).

Dia menyebut, sejak wabah virus corona meluas, dirinya mengaku serba kekurangan dalam menghidupi keluarganya.

Terlebih kata dia, dirinya merupakan tulang punggung di keluarganya.

"Sekarang paling dapatnya Rp 10 ribu.

Hari ini seharian malah belum dapat, belum narik.

Serba kurang pendapatannya," ungkapnya.

Lantas para pengayuh becak tersebut berharap wabah virus corona segera usai.

Hal itu agar pendapatannya kembali normal.

"Untuk makan terkadang dikasih orang yang kebetulan lewat.

Halaman
12

Berita Terkini