Berita Jateng

Wabah Corona, Rumah Dinas Gubernur Jateng Puri Gedeh Jadi Panggung Pertunjukan Daring

Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lampu penerangan di rumah dinas Gubernur Ganjar Pranowo di Puri Gedeh dimatikan selama satu jam (20:30-21:30), Sabtu (28/3/2020) malam, sebagai gerakan global earth hour 2020.

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, memfasilitasi pekerja kreatif dan seniman untuk tetap eksis di masa pandemi virus corona Covid-19 ini.

Ia mempersilakan Puri Gedeh atau Rumah Dinas Gubernur Jawa Tengah yang terletak di Jalan Gubernur Budiono Gajahmungkur Kota Semarang dijadikan panggung atau wadah acara pertunjukan melalui daring (online).

"Tak ada yang bisa menghentikan kita berkarya. Termasuk corona.

Saya tahu teman-teman pekerja kreatif dan seniman banyak yang melakukan eksplorasi dari rumah.

Nanya ke Mbah Minto Mau THR Apa, Ganjar Pranowo Dibuat Bingung: Kok Semuanya Mau

Menjelang Azan Maghrib SU Gerebek Istrinya yang Selingkuh, Minta Mereka Menikah Saja

Promo Superindo 4-7 Mei 2020, Promo Hari Kerja Ada Diskon hingga 40 Persen, Ini Daftarnya

Alasan Nagita Slavina Beli HP Bikin Nisya Ahmad Adik Raffi ahmad Geleng-geleng Kepala

Mengubah kamar dan halaman belakang menjadi studio atau panggung online.

Nah, saya menawarkan rumah dinas gubernur menjadi salah satu panggung itu," tulis Ganjar dalam akun resmi Instagram-nya.

Ganjar menamakan wadah tersebut yakni Panggung Kahanan 'Mositifi Covid19'.

Sebuah panggung sederhana untuk tetap berpikir positif dan kreatif di tengah situasi serba susah dimana-mana karena wabah corona.

"Saya mengundang teman-teman seniman, apapun genrenya, untuk pentas secara terjadwal," lanjutnya.

Jadwal yang ada yakni setiap Senin, Rabu, dan Jumat, pukul 15.30 hingga menjelang buka puasa.

Total ada sembilan edisi yang bisa dimanfaatkan untuk mengajak masyarakat ngabuburit kreatif selama Ramadan ini.

"Pertunjukan dapat disaksikan melalui akun Youtube dan Facebook saya. Mari tetap berkarya dan mengapresiasi. Salam Budaya," tutupnya.

Pada pertunjukan sore ini, pertunjukan seni daring yang ditampilkan yakni Ipin (standup comedy), Konde (perupa), Paradoks (musikalisasi puisi), Adin (pekerja kreatif), Reza (tari tradisi).

Sementara, Ketua Ekonomi Kreatif (KEK) Jateng, Adin Hysteria, yang juga pengisi acara menuturkan acara pertunjukan live digital seperti di Youtube saat pandemi ini diperlukan pekerja kreatif dan seni.

Pola hidup baru juga harus diselaraskan pekerja kreatif dan seniman di situasi dimana-mana dibatasi.

"Karena secara finansial semua susah. Orang perlu mencari normal yang baru karena ada lompatan tiba-tiba dari manual ke digital termasuk model-model moneytizing karya," jelasnya kepada Tribunjateng.com, Senin (4/5/2020).

Di acara Panggung Kahanan di Puri Gedeh, Adin akan menyampaikan workshop perspektif apa yang masih bisa dilakukan di masa pandemi, sebagai kreator atau maker multimedia.

Ia menambahkan, di tengah wabah ini di saat semua pelaku kreatif dan seniman mengerjakan karya melalui channel live, ada kendala sponsor.

Karena itu, harus ada perubahan logika sponsorship di masa pandemi ini.

"Ini yang susah karena sponsor misalnya masih pake logika lama dengan mengandalkan viewer channel, padahal hari ini ada booming siaran online, semua orang menjadi content creator," terangnya.

Ia mengakui ada kesulitan untuk meyakinkan orang buat investasi konten seperti halnya pertunjukan langsung atau live performance.

"Situasi seperti ini sudah terjadi sebenar-benarnya disrupsi. Yang perlu diedukasi kalau mengandalkan viewer ya hanya selebgram yang survive dalam konteks ini, para produsen konten newbie (baru) tidak dapat tempat. Jadi landasannnya tidak murni monetizing tapi investasi," imbuhnya.(mam)

Berita Terkini