TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Wabah virus corona covid-19 membuat puluhan ribu santri yang mondok di sejumlah pondok pesantren di Jawa Tengah memutuskan tidak pulang kampung.
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jateng mengalokasikan dana sebesar Rp 2,3 miliar untuk disalurkan ke para santri yang tidak mudik, dan jumlahnya ribuan di Jateng.
Bantuan diserahkan secara simbolis oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo kepada salah satu pengurus pondok pesantren di Jateng saat acara di Masjid Baiturrahman Semarang, Rabu (13/5/2020).
• Lembah Para Raja, Persemayaman Jasad Firaun yang Dibongkar Para Pencari Harta Karun
• Hasil Rapid Test 468 Warga Sekitar Pabrik Sampoerna, 188 Orang Positif Corona
• Jadwal Imsak dan Buka Puasa Hari Ini Cilacap, Ramadan Hari ke-20, Rabu 13 Mei 2020
Selain penyerahan bantuan untuk para santri, dalam kesempatan itu juga diserahkan bantuan 2000 paket sembako dari berbagai Lembaga Amil Zakat (LAZ) Jawa Tengah kepada Pemkot Semarang.
"Di Jawa Tengah, masih ada 23.000 lebih santri yang ada di 400 pondok pesantren. Mereka memutuskan untuk tidak pulang. Jadi kami memberikan bantuan kepada para santri yang tidak mudik ini," kata Ganjar.
Para santri tersebut, lanjutnya, berasal dari sejumlah daerah. Tak hanya dari Jateng, banyak pula santri yang berasal dari luar Jawa.
"Mereka adalah patriot bangsa karena rela tidak pulang. Sehingga hidupnya harus kita jamin. Saya berpesan pada pengurus pondok pesantren untuk menjaga agar tidak pulang, ngaji saja di pondok," tegasnya.
Selain para santri, Ganjar juga memastikan bantuan pada masyarakat yang membutuhkan berjalan. Hari ini, bantuan provinsi untuk beberapa kota di Jawa Tengah juga sudah diberikan.
"Untuk kawan-kawan kita yang ada di Jabodetabek, kami juga akan segera kirim bantuan. Insyaalah minggu depan kami kirim agar mereka di sana terjamin," tutupnya.
Sementara itu, salah satu pengurus pondok pesantren Al-Mas'udiyah Bandungan Semarang, Muhammad Tohirudin mengatakan, bantuan dari pemerintah itu sangat membantu para santri. Di pondoknya, ada 340 santri yang tidak pulang.
"Jadi bantuan ini sangat membantu kami yang tidak pulang ini. Soalnya sekarang sedang susah, kiriman dari rumah juga seret," imbuhnya.
Tohirudin menerangkan, jumlah total santri di pondok pesantrennya sekitar 1800 santri. Mayoritas santri yang berasal dari daerah dekat pondok, diperbolehkan untuk pulang.
"Tapi yang dari jauh dan luar kota atau luar pulau tidak bole pulang. Apalagi yang daerahnya sudah ditetapkan sebagai zona merah. Kami meminta mereka semua tetap di pondok dan ngaji bersama," tutupnya.
Ketua BAZNAS Provinsi Jateng KH Ahmad Darodji mengungkapkan, di tengah pandemi corona ini banyak bidang usaha mandek, perusahaan tutup, penghasilan turun drastis. Maka Baznas memberikan santunan meski tidak untuk selemanya, yaitu berupa Sembako.
Sebelum ramadhan, Baznas Provinsi Jateng telah mendistribusikan 2.000 paket sembako. Untuk tengah ramdhan 2020 ini, totoal yang didistribusikan sejumlah 4.361 paket.
"Kebetulan banyak santri-santri ada ribuan yang tidak pulang, dan banyak marbot masjid yang jumlahnya juga ribuan, itu kita santuni mereka. Sebagian besar kita antar sehingga tidak ada konsentrasi masa yang bertentangan dengan protokol kesehatan," kata Darodji.
Bantuan untuk santri sejumlah Rp 2.319.400.000 untuk 23.194 santri yang tidak pulang kampung/mudik. Selain itu juga ada Alat Pelindung Diri (APD) sejumlah 2000 APD. Kemudian juga dialokasikan bantuan untuk modal usaha UKM usulan dari para UKM Dinas Koperasi UKM Provinsi Jawa Tengah Rp. 300.000.000.(*)