TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Pernyataan Wakil Bendahara Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga anggota DPRD Kota Tegal, Tengku Rizki Aljupri, menyulut ketegangan kader PAN lain.
Para loyalis mantan Ketua Dewan Kehormatan PAN itu merasa apa yang dibicarakan yakni mengaitkan Amien Rais dengan sengkuni tidak lah pantas.
Wakil Ketua DPW PAN Jateng, Agung Wisnu Kusuma, menuturkan bagaimana pun juga, Amien Rais merupakan sosok sentral partai yang harus dihormati lantaran pendiri sekaligus tokoh di partai berlambang matahari terbit tersebut.
• Disebut Fadli Zon Ambil Alih Pekerjaan Tukang Parkir, Ganjar: Maaf Kalau Panjenengan Tak Berkenan
• Viral Sosok Tante Ernie Tante Pemersatu Bangsa, Juga Dikomentari Hotman Paris
• Kronologi 4 Warga Boyolali Buka Kain Kafan Jenazah Positif Corona, Belasan Orang pun Isolasi Mandiri
• Viral Ular Piton Raksasa Bergelantungan di Atap Rumah Warga, Melahap Bulat-bulat Seekor Posum
"DPP sudah minta maaf soal kasus itu. Saya harap tidak cukup di situ. Harus ada sanksi. Harus ada teguran keras untuk Rizki Aljupri karena tidak sekali ini saja dia bikin kegaduhan," kata Agung, Selasa (19/5/2020).
Sanksi yang bisa diberikan, kata dia, agar kader tidak asal 'njeplak' yakni sanksi pencopotan sebagai anggota dewan dari Fraksi PAN.
Sanksi lain bisa saja dicopot dari kepengurusan partai di DPP.
"Jika DPP betul-betul serius menyelesaikan kasus ini, Rizki harus diberikan sanksi. Jika hanya minta maaf lalu berlalu, artinya DPP tidak serius," tegasnya.
Istilah sengkuni berawal dari mundurnya Hanafi Rais dari PAN. Serta munculnya sinyal akan adanya partai baru yang dibentuk Amien Rais dan pendukungnya.
Rizki Aljupri menyebut orang yang akan bergabung pada partai baru tersebut merupakan sekelompok orang yang tak dapat menerima kekalahan saat Kongres PAN Februari lalu di Kendari.
Bahkan, Rizki yang juga merupakan Ketua Fraksi PAN DPRD Kota Tegal itu menilai, PAN justru bersyukur dengan keluarnya beberapa orang tersebut.
Menurutnya, hal ini membuat partai pimpinan Ketua Umum Zulkifli Hasan itu terbebas dari orang dengan karakter sengkuni.
"Pak Amien itu kan kalau dirasa ada yang 'tidak beres' pada pemerintahan dan menyengsarakan rakyat, pasti akan dikritik.
PAN selalu berusaha menjadi penyeimbang bagi pemerintah, baik saat di luar pemerintahan maupun ketika ada di dalam pemerintahan.
Gimana nggak kritis, wong PAN lahir dari reformasi. Jangan karena itu lalu Pak Amien disebut sengkuni," ucapnya.
Justru, lanjutnya, sebutan sengkuni lebih tepatnya disematkan pada oknum pimpinan atau oknum pengurus PAN yang rajin menjilat pemerintah hanya untuk urusan jabatan dan uang, tanpa memikirkan nasib masyarakat.