Berita Kendal

Kisah Kakak Beradik Asal Kendal Mualaf Saat Ramadhan, Dapat Hidayah Masuk Islam dengan Cara Berbeda

Penulis: Saiful Ma sum
Editor: galih permadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dua orang remaja kakak beradik Aditia Kurniawan (25) dan Danan Arya Setiaji (16) warga Desa Ngareanak, Kecamatan Singorojo bershahadat pada menjadi muallaf di Masjid At Taqwa beberapa hari lalu.

Steven Indra Wibowo, seorang mualaf yang menjual semua hartanya untuk membantu tenaga medis berharap gerakannya diikuti oleh orang kaya lainnya di Indonesia. 

Pria yang akrab disapa Koh Steven ini adalah pendiri sekaligus ketua Mualaf Centre Indonesia.

Selama membantu para medis dan warga terdampak corona, Ia mengaku sudah menjual dua unit rumah, tujuh unit mobil, tiga unit motor gede (Moge).

Total uang yang terkumpul dari penjualan hartanya itu mencapai Rp 12 miliar. 

Semua uang itu dipakai untuk memproduksi 48 ribu pakaian hazmat yang dibagikan secara gratis ke 4.781 fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia, 150 ribu masker, 12 ribu di antaranya merupakan masker N95 dan sisanya masker medis tiga lapis.

Selain memproduksi hazmat, Ia pun memasang surgical gown ke 43 ribu pakaian Alat Pelindung Diri (APD) yang belum berstandar WHO, 80 ribu liter hand sanitizer, ribuan paket sembako dan makanan siap saji. 

Hingga kini, total paket sembako yang telah dibagikan mencapai sebanyak 120 ribu paket sembako.

Sedangkan total paket makanan siap santap yang dibagikan gratis ke seluruh Indonesia, 560 ribu paket.

Bagi dia, harta yang dimilikinya hanyalah titipan Allah SWT dan yang namanya titipan, kata dia, pasti harus dikembalikan.

"Saya memilih mengembalikan ini dengan cara yang baik, momennya sekarang lagi bagus, karena cepat atau lambat itu akan kembali, dan akan Allah minta pertanggungjawaban," ujar Steven, saat ditemui di Jalan Cisitu, Kota Bandung, Minggu (17/5/2020).

Dia berharap langkahnya dapat diikuti oleh orang banyak.

Sebab, ia memprediksi wabah ini akan berlangsung lama dan akan semakin banyak warga terdampak hingga tidak memiliki makanan.

"Aku berharap gerakan ini diduplikasi oleh orang lain, karena kapasitasku ini akan berakhir, pasti ada ujungnya dan ini akan menjadi panjang dan lama. Orang lapar pasti ada terus," katanya.

Mantan Pendeta

Sebelumnya, seorang mantan pendeta memilih menjadi mualaf dan mendalami agama Islam di Kebumen.

Halaman
1234

Berita Terkini