Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Sragen

Harga Rapid Test Mandiri RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen Turun Menjadi Rp 148 Ribu

RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen turunkan tarif pemeriksaan rapid test mandiri dari Rp 369 ribu menjadi Rp 148 ribu.

Tribun Jateng/ Mahfira Putri Maulani
Tenaga medis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen ketika rapid test kepada warga. 

TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN - RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen turunkan tarif pemeriksaan rapid test mandiri dari Rp 369 ribu menjadi Rp 148 ribu per hari ini, Senin (14/7/2020).

Penurunan tersebut disesuaikan dengan surat edaran dari Kemenkes RI dimana batasan biaya pemeriksaan rapid test sebesar Rp 150 ribu.

"Kami memang turunkan harganya sesuai dengan surat edaran dari Kemenkes untuk biaya rapid test dibawah 150 ribu. Awalnya Rp 369 ribu menjadi Rp 148 ribu," kata Direktur RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen, Didik Haryanto.

Di hari pertama dengan tarif Rp 148 ini, Didik menyampaikan sebanyak 21 masyarakat telah melakukan rapid test.

Penurunan harga ini dikatakan Didik belum diketahui bagaimana antusias masyarakat akan semakin tinggi atau tidak karena baru hari pertama.

"Kita turunkan dengan harga segitu kami belum tau antusias masyarakat seperti apa karena baru berjalan hari ini, nanti sambil kita evaluasi," katanya.

RSUD dr Soehadi Prijonegoro sendiri siap melayani masyarakat pada jam kantor, pukul 07.30 hingga selesai. Namun pihaknya membatasi pendaftaran rapid test sampai pukul 10.00 WIB.

Masyarakat yang ingin melakukan rapid test harus mendaftarkan diri terlebih dahulu melalui loket rawat jalan (TPPRJ).

Setelah mendaftar, pasien akan langsung menuju ruang laboratorium RSUD dr Soehadi Prijonegoro, di sana, petugas akan ngambil sampel darah dari bagian lengan.

Hasil pemeriksaan rapid test bisa diketahui selama dua jam, sementara 21 orang yang melakukan rapid test hari ini dinyatakan non reaktif Covid-19.

Sementara untuk pemeriksaan swab test, Didik menyampaikan pihaknya belum bisa melayani secara mandiri.

Saat ini pihaknya hanya melakukan pengambilan sampel kepada PDP yang dirawatnya, namun pemeriksaan uji lab di RSUD dr Moewardi Solo.

"Karena memang belum ada alatnya, biaya juga mahal. PCR swab dari Rp 1 hingga Rp 1,5 juta. Kami melakukan PCR swab hanya untuk pasien di isolasi dan memang gratis," terangnya.

Didik menyampaikan hari ini, dirinya juga melakukan rapid test yang ketiga kalinya bersama beberapa staf-nya.

Meskipun sudah tiga kali rapid test dan satu kali swab dengan hasil non reaktif, Didik menyampaikan virus masih bisa datang kapan saja, dan rapid test hasilnya belum mutakhir.

"Karena bisa saja hari ini negatif besok berubah positif. Gold standard pemeriksaan Covid-19 memang PCR jadi kalau rapid masih palsu masih bisa berubah," katanya.

(uti)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved