Berita Internasional

Berikut Harga & Spesifikasi Pesawat Jet Tempur Eurofighter Typhoon yang Akan Diborong Menhan Prabowo

Editor: galih permadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jet tempur Eurofighter Typhoon yang akan diborong Indonesia

TRIBUNJATENG.COM - Menhan Prabowo Subianto berencana membeli 15 jet tempur milik Austria.

Jet tempur Eurofighter Typhoon milik Angkatan Udara Austria akan diborong Indonesia.

Melansir dari Wikipedia, spesifikasi jet tempur Eurofighter Typhoon memiliki sayap delta dan sayap kanard bermesin ganda super lincah.

Menkopolhukam Mahfud MD Minta Polisi Kongkalikong dengan Buronan Djoko Tjandra Dijerat Pasal Pidana

Ancaman Komjen Listyo Sigit Prabowo Babat Habis Polisi Kongkalikong dengan Buronan Djoko Tjandra

Kemendikbud Akan Hapus TPG, Ngasbun: TPG Adalah Hak Bagi Guru Indonesia Atas Profesinya

Viral Pengendara Mobil Masuk Tol Semarang-Solo Didenda Rp 600 Ribu Pakai 1 Kartu Tol, Ini Faktanya

Jet tempur ini dirancang dan dibuat oleh sebuah konsorsium negara-negara Eropa yang dibentuk pada 1983.

Dari segi rancangan, jet tempur ini menyerupai pesawat tempur modern Eropa lainnya seperti Dassault Rafale Prancis dan Saab Gripen Swedia.

Karena kombinasi kelincahan, fasilitas stealth dan sistemnya yang modern membuatnya dipandang luas sebagai pesawat tempur hebat.

Eurofighter Typhoon adalah jet tempur sayap delta buatan empat negara, berkemampuan melihat diluar batas pandang (BVR), pesawat tempur superioritas udara jarak dekat, dengan kemampuan serangan permukaan, dan dapat beroperasi dalam waktu yang lama (sampai 2040).

Eurofighter telah memiliki kemampuan supercruise; dapat menembus kecepatan 1 Mach tanpa menggunakan After Burner.

Eurofighter dilengkapi dengan dua mesin Eurojet EJ200, dorong masing-masing memberikan dari 90 kN di reheat penuh dan 60 kN dalam mode daya kering.

Secara umum, jet tempur ini mampu menggotong persenjataan seperti senjata Mauser BK-27 Revolver meriam dengan 150 putaran dan beberapa rudal.

Diketahui, pemerintah Indonesia akan memborong 15 pesawat tempur Eurofighter Typhoon milik Angkatan Udara Austria.

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Indonesia Disebut Berminat Beli 15 Jet Tempur Eurofighter Typhoon Milik AU Austria'

Dilansir dari Aircraftcompare, Selasa (21/7/2020), harga Eurofighter Typhoon di Eropa berkisar antara 58 - 70 juta dollar AS per unit.

Sementara untuk ekspor di luar Eropa, harganya mencapai 124 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,84 triliun (kurs Rp 14.800).

Harga bisa jauh lebih tinggi, tergantung penambahan fitur sistem dan perangkat lain dalam pesawat, termasuk paket sejumlah senjata yang melekat di pesawat.

Rencana Indonesia untuk mengakuisisi 15 Eurofighter Typhoon AU Austria berawal dari surat yang dikirim oleh Menhan Prabowo bertanggal 10 Juli 2020, kepada Menhan Austria, Klaudia Tanner.

Dalam surat tersebut, Menhan Prabowo Subianto mengutarakan tujuan pembelian 15 Eurofighter Typhoon dari Austria adalah target modernisasi TNI AU.

"Karena itu, saya mengajak untuk membahas secara resmi dengan Anda, Yang Mulia, tentang pembelian 15 Eurofighter Typhoon dari Austria untuk Angkatan Udara Republik Indonesia," demikian isi surat tersebut.

Di dalam negeri Austria sendiri, operasional 15 pesawat tempur delta wing buatan konsorsium Eropa itu menuai perdebatan. Austria berencana memensiunkan pesawat ini karena dianggap menghabiskan anggaran negara.

Menurut estimasi yang dilakukan pemerintah Austria, biaya operasional Typhoon akan mencapai antara 4,4 miliar hingga 5,1 miliar Euro selama 30 tahun ke depan.

Komisi khusus yang ditunjuk menghitung biaya ini mengatakan, dengan mengganti pesawat jenis lain, maka pemerintah Austria berpotensi melakukan penghematan 100 juta hingga 2 miliar Euro pada 2049 mendatang.

Pada 2017, situs flightglobal.com mengatakan bahwa Menhan Austria akan memensiunkan 15 Eurofighter Typhoon Tranche-1 pada 2020 ini.

Namun belakangan, dikutip KompasTekno dari Janes.com, Selasa (21/7/2020), Menhan Austria Klaudia Tanner mengatakan akan mempertahankan pesawat Typhoon ini karena ada kontrak dengan Airbus yang jika diputuskan akan memakan biaya penalti.

Diketahui, Austria memiliki sengketa hukum dengan Airbus, pemimpin konsorsium Eurofighter Typhoon. Pada 2017, pemerintah Austria mencurigai proyek pengadaan pesawat tempur senilai 2 miliar dollar AS yang disepakati pada 2003 lalu itu memiliki unsur suap dan korupsi.

Sejumlah pejabat pemerintahan dan pimpinan Airbus telah diperiksa.

Airbus dan konsorsium lain, BAE Systems (Inggris) dan Leonardo (Italia) membantah tuduhan Pemerintah Austria, namun sepakat membayar 99 juta dollar AS atas investigasi pemerintah Jerman terkait tuduhan korupsi pembelian itu.

Austria pada awalnya memesan 18 Eurofighter Typhoon, namun jumlah pesanannya dikurangi menjadi 15 pesawat pada 2007.

F-16 Viper Dikabarkan Akan Diakuisisi TNI AU

Pada tahun 2019 lalu, juga sempat tersiar kabar kalau TNI AU berminat mendatangkan jet tempur F-16 Block 70/72 Viper atau dikenal F-16 Viper.

Dilansir dari Sosok.id dalam artikel 'Akhirnya! TNI AU Bakal Diperkuat 2 Skadron F-16 Viper, Versi Tercanggih dari Jet Tempur Fighting Falcon', Lockheed Martin selaku developer F-16, beberapa waktu lalu sudah merilis sebuah gambar di mana mereka menawarkan F-16 Viper untuk TNI AU.

Dan juga banyak tersiar kabar kalau TNI AU akan mengakuisisi jet tempur F-16 Viper sebanyak dua skadron atau 32 unit

Terlepas dari benar tidaknya kabar tersebut, mari kita lihat kehebatan F-16 Viper ini

Bisa dibilang F-16 Viper merupakan hasil gabungan dari beberapa sistem dari jet tempur generasi kelima USAF, F-22 dan F-35

Contohnya penggunaan radar Northrop Grumman APG-83 Active Array Radar ke F-16 yang juga digunakan oleh F-22 dan F-35.

APG-83 Active Array Radar dapat melacak 20 target secara bersamaan, kemampuan yang jarang dimiliki oleh pesawat generasi 4.5.

Radar ini juga dapat menghasilkan peta radar aperture sintetis resolusi 1ft dan memiliki jangkauan lebih besar yakni 160 mil laut terhadap target darat.

F-16 Viper ini juga memiliki sistem peperangan elektronik canggih yang baru.

Selain itu, F-16 Viper juga mempunyai kokpit modern dengan Tampilan Pedestal Center (CPD) baru yang memberikan citra taktis pada layar 6 x 8 resolusi tinggi.

Pilot juga bakal dilengkapi dengan Joint Helmet Mounted Cueing System II (JHMCS II), yang mempermudah penguncian sasaran dan menembaknya dengan rual Raytheon AIM-9X Sidewinder.

Di lini rancang bangun, F-16 Viper memiliki struktur kerangka lebih kuat dari F-16 biasa sehingga menambah umur pesawat menjadi 12.000 jam terbang.

Untuk urusan persenjataan, dipastikan F-16 Viper dapat menggotong segala jenis rudal besutan negeri Paman Sam.

"Lockheed Martin memiliki lebih dari 36 tahun pengalaman integrasi senjata dengan F-16," kata Susan Ouzts, wakil presiden Program F-16 Lockheed Martin.

"Lockheed Martin telah mensertifikasi lebih dari 3.300 konfigurasi lebih dari 180 jenis senjata."

"Pengalaman kami sebagai integrator senjata telah memungkinkan F-16 menjadi salah satu jet tempur multi-fungsi paling serbaguna yang pernah ada," tambah Susan.

Sementara AU Bahrain telah menandatangani kontrak senilai 1,12 miliar dolar AS untuk pengadaan 16 unit F-16 Viper.

Negara itu akan menjadi pengguna pertama F-16 Viper di dunia.

Indonesia dikabarkan juga berminat mengakuisisi F-16 Viper sebanyak 48 unit senilai 4,5 miliar dolar AS.

Namun itu baru sebatas minat.

Sampai detik ini belum ada kejelasan mengenai iya tidaknya Indonesia untuk membeli F-16 Viper.(*)

Ini Alasan Panji Petualang Kembali Pelihara Ular King Kobra Garaga, Dapat Firasat Lewat Mimpi Buruk

Kisah Sniper Terbaik Dunia Asal Indonesia, Emban 2 Misi di Timor Leste, 25 Tahun Dirahasiakan

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Ibu & Anak Warga Ungaran Semarang Tewas Terlindas Bus Hino

Biodata Irjen Pol Napoleon Bonaparte Dicopot Kapolri Gara-gara Kongkalikong Dengan Djoko Tjandra

Berita Terkini