TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri telah menjatuhkan pilihan penerima rekomendasi partai banteng untuk Pilkada Solo 2020.
Megawati telah menjatuhkan pilihan kepada Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa.
Pilihan itu membuat misteri penerima rekomendasi Pilkada Solo 2020 telah usai.
• Mendagri Tito Karnavian Tak Mau Gegabah Soal Pemakzulan Bupati Jember Faida, Harus Ikuti Prosedur
• Benarkah Terpilihnya Gibran Timbulkan Prahara Politik Dinasti? Ini Jawaban Hasto Sekjen PDIP
• Viral Video Pendaki yang Meninggal di Puncak Lawu, Sempat Lepas Baju dan Kumpulkan Ranting Kayu
• Tingkah Aneh Pendaki Gunung Lawu Sebelum Ditemukan Tewas Terekam Kamera, Copot Baju Selimuti Kayu
Sejumlah persiapan telah dilakukan DPC PDI Perjuangan Kota Solo, termasuk mulai menyusun tim pemenangan.
Di samping itu, asa Megawati Soekarnoputri turun gunung menjadi juru kampanye Gibran - Teguh masih ada.
Pasalnya, putri Presiden Pertama Soekarno itu beberapa kali turun gunung menjadi juru gedor para calon kepala daerah.
Sebut saja, saat Pilkada Serentak 2017 dan 2018.
Politisi PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pareira belum bisa memastikan Megawati akan jadi juru kampanye dalam Pilkada Serentak 2020 atau tidak.
Termasuk, juru kampanye bagi Gibran - Teguh di Pilkada Solo 2020.
Ditambah lagi, Solo berpredikat sebagai kandang banteng.
"Kalau itu belum bisa tahu ke depan seperti apa," ucap Hugo.
Politik Dinasti
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menanggapi tudingan yang menyebut Gibran Rakabuming Raka pelaku dinasti politik.
Ia menyebut tudingan politik dinasti yang disuarakan kelompok tertentu terhadap Gibran Rakabuming Raka tak mendasar.
Menurut Hasto, masyarakat yang akan menentukan keterpilihan sosok berdasarkan kinerja, pengalaman, dan kepemimpinannya.
Hal itu disampaikan Hasto dalam diskusi virtual bertajuk 'Calon Kepala Daerah Muda Bicara Politik Dedikasi, Motivasi, Hingga Respons Politik Dinasti' yang digelar DPP PDIP, Jumat (24/7/2020).
Hadir juga Gibran sebagai narasumber bersama Calon Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana dan Calon Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan.
Selain itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi sebagai penanggap.
Menurut Hasto, dalam era demokrasi di mana pelaksanaan Pemilu adalah secara langsung, proses pendidikan politik rakyat berjalan cepat.
Dampaknya, proses demokrasi meningkatkan rasionalitas publik.
"Masyarakat pada akhirnya melihat rasional. Yang dilihat adalah aspek kepemimpinan, aspek kinerja, aspek terhadap berbagai program yang ditawarkan oleh calon pemimpin, itu yang tetap menjadi dominan, dan menjadi referensi dari masyarakat untuk memilih," kata Hasto.
Oleh karena itu, Hasto menganggap tudingan dinasti politik itu hanya menjadi bagian dari dialektika politik yang menyempurnakan seluruh rasionalitas publik.
Selain itu, politikus asal Yogyakarta itu meyakini kaderisasi politik memang dimulai dari keluarga dan pendidikan itu bukan menjadi fenomena tunggal.
"Bagi PDI Perjuangan itu terjadi di banyak partai. Hampir di seluruh partai politik. Yang penting di dalam proses menyiapkan seseorang menjadi pemimpin itulah yang dilakukan PDI Perjuangan," ucap Hasto.(*)
Hasto juga menekankan pihaknya mewajibkan setiap calon kepala daerah dan wakil kepala daerah untuk mengikuti Sekolah Partai.
Di sana, setiap calon kepala daerah akan diberikan materi tentang pengelolaan anggaran yang prowong cilik, geopolitik, dan ideologi Pancasila.
Hal itu demi menjawab tudingan bahwa sosok seperti Gibran tak memiliki pengalaman di pemerintahan.
"Karena di situlah kualitas pemimpin itu kami kedepankan melalui sekolah partai," ujar Hasto.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Megawati Turun Gunung Jadi Juru Kampanye Gibran-Teguh? Begini Penjelasan Politisi PDIP
• Tragis, Lagi Main Bocah 7 Tahun Tewas Tertabrak Mobil Pikap yang Dikendarai Ibunya, Ini Kronologinya
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Jamaludin Tewas Kecelakaan Terlindas Truk, Sempat Menyenggol Mobil
• Inilah Sosok Lalaina Mahasiswa Undip Asal Madagaskar Juarai Lomba Menyanyi dalam Bahasa Indonesia
• Detik-detik Imam Masjid Al-Falah Diserang dan Ditusuk Orang Tak Dikenal Seusai Sholat Isya Berjamaah