"Tadi pagi ketemu selepas salat subuh, saya tanya ke almarhum kenapa tergesa-gesa pulang, beliau jawab hendak bikin kopi panas," paparnya.
Kasmiah menyebut, almarhum merupakan sosok pekerja keras.
Meski sudah pensiun dari pekerjaan sebagai penarik karcis kendaraan di Terminal Terboyo, almarhum tetap memilih kerja sebagai sales makanan ringan.
Pekerjaan tersebut sudah dilakoni sekira sepuluh tahun ini.
"Jadi dia drop makanan ringan seharga seribu rupiah ke warung-warung, berangkat pagi pulang sore," jelasnya.
Menurut Kasmiah, almarhum juga merupakan sosok yang terhitung tegar.
Almarhum pernah ditipu oleh dua orang pelaku hingga uang pensiunannya sebesar Rp 27 juta raib.
Setelah ditipu kakek Anas ditelantarkan di hutan.
"Melihat kisah hidupnya kasihan, saya sebagai tetangga salut karena almarhum tetap bekerja keras sampai meninggal dunia," ujarnya.
Tetangga lain, Suhartatik (30) mengatakan, almarhum bekerja keras lantaran tuntutan ekonomi.
Sebab kakek Anas harus menghidupi lima orang anggota keluarganya.
Terdiri dari istri, dua orang anak dan dua orang cucu.
"Memang ada satu anak almarhum yang bekerja namun mungkin tidak mencukupi," katanya.
Pengamatan Tribunjateng.com, rumah almarhum masih dipadati oleh pelayat, pukul 18.30.
Rumah tersebut tampak ramai lantaran akan dilangsungkan tahlilan.