TRIBUNJATENG.COM- Rina Nose menjelaskan maksudnya mengenakan kaus I Believe In Siti Fadilah.
Rina Nose memosting foto di akun Instagram pribadinya @rinanose16 pada 24 Juli 2020.
Postingan foto Rina Nose itu viral dan dikomentari netizen dengan pendapat pro dan kontra.
Lalu Rina Nose menjelaskan maksud fotonya itu.
• Mengaku Berhubungan Badan dengan Sejumlah Pria, Wanita Ini Tak Tahu Siapa Ayah Bayi yang Dibuangnya
• Sapi Kurban Jokowi untuk NTB Terbesar Se-Indonesia, Ini Berat dan Harganya
• Resep Bumbu Sate Kambing dan Sate Sapi Menu Idul Adha 2020
• Ucapan Selamat Idul Adha 2020 dalam Bahasa Arab Lengkap dengan Artinya
"Jika tidak hati-hati dalam menyerap informasi dan tidak melatih pikiran kritis, kamu bisa dengan mudah membenci sang pejuang dan mengagumi mati-matian sang penjajah," tulis Rina Nose.
Kemarin, Kamis 30 Juli 2020, istri dari Josscy Aartsen itu buka suara.
Di laman instagramnya, Rina menulis sebuah penjelasan secara rinci.
Rina Nose mengatakan kaus yang ia pakai itu bukan sebuah bentuk upaya menyepelekan suatu penyakit atau hanya sekedar ikut-ikutan konspirasi bohong.
"Makna kaos I Believe In Siti Fadilah bukanlah sebagai bentuk 'menyepelekan' suatu penyakit, atau sekedar 'ikut-ikutan' teori konspirasi yang dianggap bohong belaka," jelas Rina.
Rina kemudian menjelaskan tentang sosok Siti Fadilah yang merupakan seorang peneliti dalam masalah kesehatan.
"Beliau (Ibu Siti Fadilah) sendiri memiliki latar belakang peneliti yang mendasari kerangka berpikirnya dalam menangani masalah kesehatan. Beliau juga mengatakan bahwa kerangka berpikir peneliti itu adalah kerangka pikir ilmiah," jelasnya.
Rina Nose menyebutkan bahwa seorang peneliti seperti Sidi Fadilah memiliki pemikiran yang merdeka dan obyektif.
"Yaitu merdeka, bisa dipertanggungjawabkan, sistematis, logis, demokratis dan objektif. Dan berpikir ilmiah membutuhkan hati nurani, menjauhi kepentingan pribadi," sambungnya.
Rina mengatakan bahwa makna dalam kaus yang ia kenakan itu sangat besar.
Namun, ia kecewa lantaran banyak sekali asumsi yang muncul dengan landasan kebencian.