Berita Semarang

Mahasiswa KKN Undip Beri Pelatihan Urban Farming Akuaponik ke Warga Rejosari

Penulis: Muhammad Sholekan
Editor: muh radlis
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mahasiswa Fakultas Perternakan dan Pertanian Undip, Jalu Wikan Wisnumurti ketika menyampaikan materi mengenai Urban Farming Akuaponik kepada warga Rejosari, Meteseh, Tembalang beberapa waktu lalu.

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Undip selenggarakan kegiatan bertajuk Pertanian Perkotaan (Urban Farming) dengan tema Gerakan Pelatihan Budidaya Tanaman Akuaponik atau “Geladaya Tamaponik” di Rejosari, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang beberapa waktu lalu.

Kegiatan yang dihadiri Ketua RW 10 sekaligus sebagai perwakilan perangkat Kelurahan Meteseh, Kelompok Tani, Karang Taruna, perwakilan Ketua RT dan warga sekitar.

Kegiatan berlangsung dengan mematuhi protokol kesehatan sesuai ketetapan yang berlaku, seperti mencuci tangan dengan sabun sebelum memasuki ruang kegiatan, memakai masker selama kegiatan berlangsung, serta selalu menjaga jarak antar individu.

Kapolresta Solo Kombes Andy Rifai Kena Pukulan Bertubi Oknum Ormas Saat Evakuasi Korban

Sudah Kantongi Nama yang Terlibat, Polresta Solo Ultimatum Pelaku Pengeroyokan Agar Menyerahkan Diri

Keren! Pembalap Indonesia Andi Farid Finish di Moto2 Sirkuit Brno Ceska, Berikut Hasil Lengkapnya

Update Virus Corona Semarang Senin 10 Agustus 2020

Kegiatan berisi pemaparan materi tentang budidaya akuaponik sampai sesi praktik perakitan instalasi akuaponik.

Dalam penyampaian materi itu, Jalu Wikan Wisnumurti, Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Peternakan dan Pertanian menjelaskan budidaya tanaman sayuran yang dimodifikasi dengan sistem budidaya kombinasi akuakultur dan hidroponik.

Media dalam penyampaian materi berupa presentasi dan leaflet yang diberikan ke masing-masing peserta.

"Para peserta sangat antusias saat materi disampaikan, dan pada sesi diskusi peserta juga aktif bertanya dan ikut serta pada perakitan instalasi akuaponik sampai selesai," ucapnya kepada Tribun Jateng, Minggu (10/8/2020).

Menurutnya, program ini dilatar belakangi dengan semakin bertambahnya pembangunan di perkotaan yang membuat lahan pertanian kian menyusut.

"Pertanian sebagai pondasi ketahanan pangan nasional semakin terabaikan akibat pengalihan lahan pertanian menjadi bangunan," terangnya.

Dia mengungkapkan, para pahlawan pangan (petani) kehilangan sumber mata pencahariannya, begitu pula masyarakat yang sulit mendapat kebutuhan bahan pangan bergizi tanpa harus keluar rumah dengan harga terjangkau, mengingat di masa pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai.

"Kegiatan “Geladaya Tamaponik” diharapkan dapat membuka peluang bagi masyarakat untuk memberdayakan lahan terbatas disekitar rumah. Kegiatan ini sebagai bentuk dukungan sekaligus penerapan program Pertanian Perkotaan (Urban Farming) yang gencar digalakkan oleh Dinas Pertanian Kota Semarang," tuturmya.

Sementara, Ketua Kelompok Tani Rejosari, Ngadini menyamapaikan sangat mengapresiasi kegiatan mahasiswa tersebut.

"Saya mewakili Kelompok Tani Rejosari sangat mengapresiasi kegiatan positif seperti ini, sebelumnya saya ucapkan rasa terima kasih atas diadakannya kegiatan ini," ungkapnya.

Dia mengaku, akuaponik ini bagus untuk diterapkan dalam waktu kedepan di desa ini.

"Mungkin kedepannya bisa di kembangkan dalam skala besar dan dapat membuka peluang usaha untuk masyarakat," harapnya. (kan)

Daihatsu Semarang Pudak Payung Berikan Pengalaman Berkesan

Video Badko TPQ Tembalang Semarang Launching Situs Jual Beli Online

Jadwal Liga Champion 2020 Terapkan Format Turnamen Mini, 23 Agustus Sudah Diketahui Siapa Juaranya

Signify Donasikan Troli UV-C untuk Bantu Disinfeksi Lingkungan Garda Depan

Berita Terkini