Baca tanpa iklan
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - DPD PKS Kota Solo akan menggelar rapat konsolidasi guna menindaklanjuti perkembangan dinamika politik pada kontesasi Pilkada Serentak Kota Solo 2020.
Seperti yang telah diketahui, beberapa partai politik telah merapatkan barisan dengan memberikan dukungan kepada Bakal Pasangan Calon (Bapaslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo yang diusung PDI-P, Gibran Rakabuming Raka -Teguh Prakosa.
Partai Gerindra menjadi partai pertama yang secara resmi memberikan rekomendasi dukungan suara kepada bakal pasangan calon Gibran-Teguh. Disusul Partai PSI, Golkar dan PAN.
• Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa Ketok Pintu Rumah Ganjar Pranowo Malam-malam
• Nelayan Indonesia Nikahi Bule Cantik Asal Prancis, Kini Nasibnya Berubah, Ini Kisahnya
• Mengapa Malam Ini Wilayah Jateng dan Yogyakarta Diguyur Hujan? Ini Jawaban BMKG
• Respons KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa Soal Sengketa Lahan Pemkot Magelang Vs Akmil
Ketua DPD PKS Solo, Abdul Ghofar Ismail menyampaikan, DPD PKS Solo akan melakukan konsolidasi partai serta rapat tim pemenangan Pilkada Kota Solo guna membahas sikap dan langkah partai kedepannya.
"Konsolidasi akan digelar 14-15 Agustus 2020.
Hasilnya akan dilaporkan ke DPW dan DPP partai sebagai bahan pertimbangan.
Apa yang akan menjadi sikap selanjutnya," katanya saat dihubungi Tribunjateng.com, Kamis (13/8/2020).
Dia mengungkapkan, pendaftaran calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo dilakukan pada awal September 2020.
Meskipun kesempatan sudah tertutup untuk membentuk koalisi sebagai lawan tanding Gibran-Teguh dalam kontestasi Pilkada Serentak 2020, lanjutnya, tidak menutup kemungkinan kesempatan itu bisa terbuka kembali.
"Politik sangat dinamis, perubahannya kadang cepat juga.
Dulu pernah mengalami.
Di Karanganyar (Pilkada Serentak 2018) misalnya. Jelang seminggu, rekomendasi dari Gerindra yang mendukung atau mengusung Golkar ditarik," ucap Ghofar.
Dia menjelaskan, sikap DPD PKS Kota Solo sudah jelas sejak awal, yakni membentui koalisi sebagai lawan tanding dari Gibran-Teguh.
Meskipun sampai saat ini koalisi tersebut urung terwujud.
"Kita realistis. Kalau tidak bisa menciptakan lawan untuk demokrasi yang sehat, langkah kita seperti apa. Gabung ke Gibran atau seperti apa.