Pihak keluarga menolak proses autopsi lantaran tidak melihat adanya tanda-tanda bekas kekerasan di tubuh korban.
"Keluarga menolak karena tidak melihat adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh almarhum. Makanya tidak jadi diautopsi," terang Iman.
Kamar Deluxe
Salah seorang petugas hotel tersebut mengungkapkan, Dindin menyewa kamar jenis deluxe seharga Rp 500.000.
Karena sedang promo, Dindin hanya perlu membayar Rp 350.000/malam.
"Dia deluxe, dia pesannya satu bed besar," ujar petugas Hotel tersebut, Senin (7/9/2020).
Petugas tersebut mengatakan, baru sekali melihat Dindin menginap di hotel itu.
Dindin menginap bersama seorang wanita di kamar 352. Sampai saat ini kamar tersebut masih dipasang police line.
"Saya kurang tahu, tapi memang sama perempuan, teman perempuannya," ujarnya.
Mengeluh Dada Sakit
Kapolres Tangsel, AKBP Iman Setiawan, mengungkapkan, kronologi meninggalnya Dindin, kepada awak media di Mapolres Tangsel, Jalan Raya Promoter, Serpong, Senin (7/9/2020).
Dindin check in di Hotel kawasan Serpong sekira pukul 22.00 WIB, Sabtu (5/9/2020), bersama seorang wanita, yang diketahui berinisal L.
Empat jam kemudian, sekira pukul 02.00 WIB dini hari, Dindin mengeluhkan sakit di bagian dada.
"Kronologinya saat almarhum bersama rekannya menginap di hotel pada jam 22.00 WIB masuk, jam 02.00 WIB mengeluh dadanya," ujarnya.
Dua jam kemudian, sekira pukul 04.00 WIB, rekan wanita Dindin menghubungi petugas hotel dan bantuan medis datang.