Kalau siang baru nutuk-nutuk biar tidak mengganggu," terang pria yang hidup sebantang kara di rumah.
Rutinitas tersebut ia jalani setiap hari dan sudah berjalan hingga sembilan tahun.
Sebelum produksi komponen knalpot, dia sempat bekerja di pabrik timbangan di daerah poncol.
Kemudian keluar dan menjadi seorang tukang becak.
"Kemudian ditawari masuk ke bengkel knalpot.
Sekarang buat komponen knalpot ini," tambahnya.
Sudah sepekan terakhir ini, Mbah Waryono tidak memproduksi komponen knalpot karena kecelakaan dan membuat bahunya mengalami keretakan.
"Sudah seminggu tidak buat.
Alat-alat sudah saya kasihkan ke teman saya untuk meneruskan produksi ini.
Sekarang penghasilan tinggal dari pelanggan-pelanggan yang belum setor, saya tagihi," ucapnya.
Kisah Mbah Waryono pun didengar hingga telinga Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi dan Ketua DPRD Kota Semarang, Kadarlusman.
Mereka mendatangi kediaman Mbah Waryono, Selasa (22/9/2020) sore.
"Suatu ketika ada yang datang ke kantor saya dia menceritakan punya tetangga Mbah Waryono katanya usianya 100 tahun, mohon dibantu.
Saya ajak ketua dewan kami sambangi," terang Hendi, sapaan akrabnya
Setelah melihat Mbah Waryono, dia mengaku simpati.