SINGKONG itu bukan sebatas berarti ketela pohon atau ubi kayu. Atau dengan nama kerennya, Manihot utilissima. Coba kita belah, terdiri kata sing dan kong. Sing, dalam bahasa Inggris berarti bernyanyi. Dalam bahasa Jawa berarti yang, dan supaya dalam bahasa Sunda.
Lantas kong, konon dalam bahasa latin berarti monyet atau gorila. Makanya ada sebutan king kong (raja monyet). Tapi untuk singkong baiknya pakai acuan bahasa Jawa, Sunda dan Tiongkok. Dalam bahasa Tiongkok, kong berarti mulia. Jadinya, dengan paduaan tiga bahasa itu, singkong sangat kleren, berarti “yang atau agar mulia”.
Tapi, asyik juga bahasa Inggris disertakannya. Sing yang berarti menyanyi mengingatkan Koes Plus. Grup musik Tanah Air legendaris yang dibentuk pada 1963 ini, 10 tahun kemudian menciptakan mahakarya lagu berjudul Kolam Susu. Lagu karya Yok Keswoyo ini,merupakan album Volume 8 pada 1973.
Tahun 1970-an lagu itu sangat populer. Wajar, kemudian Kolam Susu ditempatkan pada peringkat ke-31 dalam daftar 150 Lagu Indonesia Terbaik versi majalah Rolling Stone Indonesia yang diterbitkan pada edisi 56 bulan Desember 2009.
“Orang bilang tanah kita tanah surga. Tongkat kayu dan batu jadi tanaman...” Penggalan lagu Kolam Susu yang sarat makna. “Maksud tongkat kayu itu singkong, batu itu ketela, jadi tanaman,” ungkap vokalis Koes Plus, Yon Koeswoyo, dalam konferensi pers konser “Andaikan Koes Plus Datang Kembali” pada Rabu, 16 Novermber 2016.
Lagu Kolam Susu menggambarkan tentang kekaguman band Koes Plus terhadap tanah air Indonesia yang kaya akan sumber daya alam yang melimpah ruah. Dan, singkong tak lupa ada di bagian itu. Kebetulan pula tahun 1973 lahir Tap MPR no VI tentang konsep wawasan Nusantara dan Kemanan Nasional. Menurut Prof Dr Wan Usman, wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.
Dari 1973, ke tahun sekarang, singkong jadi jelas dan tepat dalam penempatan dan pemaknaannya. Usai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi, Rabu (23/9/2020), Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menargetkan menanam singkong di lahan seluas 30.000 hektare pada 2021. Prabowo menyatakan siap mengubah singkong menjadi bahan pangan untuk membuat roti dan mie.
Sebelumnya, Presiden menugaskan Menhan Prabowo Subianto untuk menjadi penanggung jawab dalam pembangunan food estate di Kalimantan Tengah. Jokowi mengungkapkan alasan penunjukkan Prabowo ialah karena bidang pertahanan tak hanya mengurusi alutsista, tetapi juga ketahanan di bidang pangan.
"Sudah disampaikan food estate itu berangkat dari peringatan FAO akan ada krisis pangan dunia sehingga perlu antisipasi cepat dengan membuat cadangan pangan strategis. Dan yang namanya pertahanan itu bukan hanya alutsista tapi juga ketahanan di bidang pangan," ujar Jokowi dalam pertemuan dengan media, Senin, 13 Juli 2020.
Singkong memang makanan pokok bagi sebagian penduduk dunia, terutama yang tinggal di wilayah tropis, seperti Amerika Selatan, Afrika, dan Asia. Karena kandungan nutrisinya yang beragam, singkong dianggap memiliki manfaat bagi kesehatan, seperti menambah energi, sumber serat dan karbohidrat kompleks.
Dalam filosofi, singkong boleh dibilang makanan kaum alit , bukan kaum elite. Tapi, kalau ada tanaman yang semua bagian pohonnya berguna, itu dimiliki pohon singkong. Singkong simbol kesederhanaan. Saking sederhananya, singkong bisa tumbuh dan eksis di mana saja. Dan, mengapresiasi program food estate, boleh juga 2020 disebut tahun singkong. (Sujarwo, wartawan Tribun Jateng)