"Makanannya macam-macam. Ada minumannya juga," ujar dia.
Biarpun sibuk mengurus warung, dia tidak lupa juga meninggalkan kewajibannya menyelesaikan perkualiahan. Disela-sela berjualan, Zumrotul masih bisa menyempatkan diri untuk bimbingan skripsi dengan dosen pembimbing.
"Sambil jaga warung, kalau sepi saya tinggal bimbingan. Disempatkan masih bisa," jelas dia.
Berbeda pada saat masih bekerja di Coffee Shop, banyak tugas perkuliahannya yang terbengkalai.
"Waktu kerja di coffee shop dulu tugasnya kocar-kacir. Kalau di sini nggak, masih bisa," ujar dia.
Dia rela menjaga warung tersebut agar bisa memenuhi biaya kuliahnya. Apalagi dua adiknya masih ada yang bersekolah.
"Semua uang berjualan di warung saya kasih ke ibu semuanya," ujar dia.
Dia berharap, ayahnya bisa segera pulih kembali. Belum lama ini ayahnya kembali dari RSUD Dr Loekmonohadi Kudus.
"Ayah saya sakit asam lambung, semoga bisa segera pulih," jelas dia. (raf)