Meski tak banyak, namun Kasumi bersyukur, di sisa usianya ia masih bisa bekerja untuk mencukupi kebutuhannya tanpa mengandalkan orang lain.
"Di kota besar banyak yang dipecat karena pandemi, untuk itu kami bersyukur masih bisa bekerja meski tak jarang hanya dapat Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu setiap harinya," paparnya.
Adapun Lismiyati (50) yang sudah menjadi pemetik teh selama 20 tahun lebih, mengaku penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.
"Namanya bekerja tidak ada yang ringan semua ada susahnya. Dengan upah segini nyatanya anak saya juga bisa lulus sekolah. Bagi saya yang terpenting bersyukur dan pintar-pintar mengelola keungan," tambahnya. (bud)