KKN UIN Walisongo Semarang

Moderasi Beragama, KKN Kelompok 73 UIN Walisongo Ajarkan Indahnya Bertoleransi

Editor: abduh imanulhaq
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pembelajaran toleransi dilakukan di Madrasah Diniyah (Madin) Da’watul Haq, Desa Pongangan, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang, Kamis (15/10/2020).

TRIBUNJATENG.COM - Mahasiswa KKN Kelompok 73 UIN Walisongo Semarang mengadakan kegiatan pembelajaran moderasi beragama bertema tentang indahnya toleransi sesama umat beragama.

Pembelajaran toleransi dilakukan di Madrasah Diniyah (Madin) Da’watul Haq, Desa Pongangan, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang, Kamis (15/10/2020).

Dalam penyampaian ini, mahasiswa KKN Kelompok 73 menggunakan media LCD proyektor dengan bentuk gambar, video, dan cerita-cerita yang menarik,

Sehingga anak-anak menjadi lebih paham dengan ilustrasi yang disampaikan.

Mahasiswa UIN Walisongo, Ilma Nuriana, mengatakan kegiatan ini diikuti oleh semua anak-anak di madin sekitar 150 anak dari kelas 1 sampai kelas 6.

Materinya mengajarkan kepada anak-anak supaya tidak selalu mencela/menghina agama yang lain dengan alasan apa pun arena pada prinsipnya “Untukmu Agamamu Untukku Agamaku”.

Konsep toleransi dalam agama Islam yang paling penting adalah tidak adanya sinkretisme.

Konsep toleransi agama Islam juga tidak memaksakan agama kepada pemeluk agama yang lain karena toleransi di sini adalah bagaimanan berhubungan kepada masyarakat atau hablum minannas.

“Toleransi antar umat beragama sangatlah dibutuhkan di negeri ini. Mengingat Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, suku, ras dan agama. Sebelum membahas toleransi beragama, kita harus tahu dan paham arti dari kata. Toleransi adalah sikap tenggang rasa, menghargai, membolehkan, mengizinkan orang lain berpendapat berbeda, melakukan hal-hal yang tidak sependapat dengan kita tanpa melakukan nasional atau intimidasi,” terang Gigih Bramantya mahasiswa UIN Walisongo.

Tanggapan dari anak-anak Madin Da’watul Haq pun positif.

“Alhamdulillah saya bisa mengetahui ayat yang menjelaskan kandungan toleransi yang dijelaskan oleh kakak-kakak KKN dari UIN Walisongo. Saya juga paham bagaimana akibat buruk intoleran,” ucap Raina Febriana siswa kelas 6.

Menurut Kepala Madin Da’watul Haq, Mukhamad Zaenudin, pembelajaran toleransi antar umat beragama ini sangat tepat sasaran sebab tengah marak sifat yang anarkis terhadap agama lain yang menimbulkan sikap saling membenci.

Program ini sangat bagus untuk terciptanya hubungan kepada sesama manusia (hablu minannas) dan memberikan ilmu-ilmu kepada anak-anak madin.

“Ini merupakan kegiatan yang positif dari mahasiswa KKN Kel.73 Uin Walisongo Semarang. Tentu saya berterima kasih atas pembelajaran toleransi yang di sampaikan dengan apik dan menarik. Dengan begitu anak-anak akan membangun rasa solidaritas antar agama di Indonesia,” tandasnya. (*)

Berita Terkini