Program Jogo Tonggo yang digaungkan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo rupanya telah berjalan sejak April 2020 di Desa Geneng. Adanya warga yang harus isolasi, lantas Satuan Tugas (Satgas) Jogo Tonggo yang ada di dukuh tempat tinggal Bambang langsung siap mencukupi apa yang menjadi kebutuhan pangannya setiap hari.
"Saya tinggal Whatsapp ke Pak Kadus, apa yang menjadi kebutuhan pokok saya, sayur, daging, dan lain sebagainya langsung dipenuhi. Diantar ke rumah saya," ujarnya.
Terhitung selama delapan hari Bambang dan keluarganya menjalani isolasi. Selama itu pula dia tidak keluar rumah maupun berinteraksi dengan orang di sekelilingnya. Termasuk usahanya berupa toko kelontong harus tutup. Isolasi yang dijalani Bambang baru selesai setelah dia dan keluarganya dinyatakan negatif pada Sabtu (17/10/2020) setelah sebelumnya dilakukan tes usap pada Rabu (14/10/2020).
Kini Bambang telah kembali beraktivitas layaknya sedia kala. Yang paling berkesan baginya, dia merasa sangat dibantu oleh orang di sekelilingnya selama menjalani isolasi. Uniknya tidak hanya kebutuhan pangan saja yang dicukupi, tapi kebutuhan pakan ternak milik warga yang menjalani isolasi juga dipenuhi melalui Jogo Tonggo.
"Semua kebutuhan makan saya dan keluarga ditanggung. Bahkan saat butuh pakan untuk ternak ayam di rumah pun dilayani dengan baik melalui Jogo Tonggo," tandasnya.
Satgas Jogo Tonggo yang Selalu Siap
Tubuh renta Ngadi begitu cekatan saat menyusun laporan hasil pembelanjaan untuk keperluan warga yang menjalani isolasi. Lelaki 70 tahun tersebut sejak April telah didapuk sebagai Ketua Satgas Jogo Tonggo Dukuh Tanjung, Desa Geneng, Kecamatan Jepon, Blora.
Saat ini, masih ada sisa uang kas Jogo Tonggo senilai Rp 691 ribu. Sejak dimulainya Jogo Tonggo di dukuh tersebut telah terkumpul sumbangan dari warga baik berupa beras maupun uang tunai.
Pada gelombang pertama, terkumpul beras sebanyak 2,02 kuintal. Beras sebanyak itu lantas dibagikan untuk warga yang kurang mampu di Dukuh Tanjung maupun warga yang terdampak secara ekonomi akibat pandemi Covid-19. Warga yang mendapatkan beras utamanya merupakan warga yang belum tercatat sebagai penerima bantuan sosial dari pemerintah.
"Gelombang pertama, beras yang terkumpul itu kami bagikan ke 34 warga," kata Ngadi sembari melihat catatan di bukunya.
Tidak berhenti di situ rupanya, sebagai Ketua Satgas Jogo Tonggo Ngadi menyosialisasikan kepada warga terkait hasil penyaluran beras yang terkumpul dari warga. Rupanya warga kembali tergerak untuk menyisihkan harta demi kepentingan sesamanya. Pada gelombang kedua ini terkumpul uang dari warga yang cukup fantastis, yakni sebesar Rp 10.400.000. Uang sebanyak itu dibelikan beras untuk kemudian dibagikan kepada warga terdampak pandemi, kurang mampu, maupun warga yang belum mendapat bantuan sosial dari pemerintah.
"Kedua itu dapat bantuan lagi dari warga Rp 10.400.000. Ini dibagikan berupa beras untuk 64 orang," ujar Ngadi.
Dari 64 penerima beras dari Jogo Tonggo Dukuh Tanjung ini masing-masing mendapat 10 kilogram. Rupanya uang dari warga yang terkumpul tidak semuanya dibelanjakan beras. Masih disisakan untuk kebutuhan pangan jika terdapat warga yang harus menjalani isolasi.
"Kami sisakan Rp 1.200.000. Ternyata memang ada warga yang harus isolasi," ujarnya.
Adanya dua keluarga di Dukuh Tanjung yang harus isolasi lantas diserahkan uang sisa sebesar Rp 1.200.000 itu kepada kepala dusun. Dari kepala dusun tersebut, warga yang isolasi menyampaikan melalui pesan singkat apa saja kebutuhan pangan yang harus dipenuhi untuk kemudian dilunasi. Dari uang yang disisihkan itu rupanya masih sisa juga.