Berita Blora

Kisah Warga Blora yang Kebutuhan Hidupnya Tercukupi Selama Isolasi Mandiri

Penulis: Rifqi Gozali
Editor: muh radlis
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNJATENG.COM, BLORA - Selama menjalani isolasi, Bambang Suwanto dan keluarganya mendapat dukungan penuh dari warga sekitar.

Dukungan yang diberikan itu tidak sekadar moral, namun kebutuhan pangannya selama isolasi dicukupi melalui program Jogo Tonggo di lingkungannya.

Bambang saat ditemui oleh Tribunjateng.com, Kamis (22/10/2020), tengah sibuk di sebuah toko kelontong miliknya.

Sesekali warga Dukuh Tanjung, Desa Geneng, Kecamatan Jepon, Blora itu melayani pembeli yang datang.

Di tengah kesibukannya itu, siapa sangka kalau dia beberapa hari yang lalu baru selesai menjalani isolasi.

Lelaki berusia 39 tahun tersebut tercatat pernah kontak erat dengan pasien yang dinyatakan positif Covid-19.

Pasien tersebut tidak lain adalah mertuanya yang kini tengah dirawat intensif di RSUP dr Kariadi Semarang.

"Saat ini mertua kabarnya semakin membaik," ucap Bambang.

Mula-mula dia bercerita bahwa mertuanya mengalami gangguan pada ginjal dan jantung, karenanya harus dirawat di salah satu rumah sakit di Blora.

Dari deteksi medis, rupanya ada semacam cairan di paru-paru pasien.

Alhasil pasien dirujuk ke rumah sakit yang memiliki peralatan lebih lengkap lantaran di Blora tidak ada rumah sakit yang mampu menanganinya.

"Akhirnya dibawa ke Kariadi Semarang. Sebelum dibawa ke sana dirapid test hasilnya negatif. Kemudian di sana dua hari, kemudian dites swab positif," ucap Bambang.

Kabar positifnya sang mertua akan paparan Covid-19 didapat Bambang dari pemerintah desa pada Sabtu (10/10/2020). Kontan karena dia termasuk orang dekat pasien, dan sebelumnya sempat kontak fisik, maka harus menjalani isolasi mandiri di rumah. Mula-mula dia cukup khawatir karena stigma bisa jadi menimpa diri dan keluarganya. Rupanya hal tersebut berbanding terbalik.

Sejak kabar dari pemerintah desa itu datang, dia langsung menjalani isolasi mandiri berikut istri dan anaknya. Tidak hanya keluarganya, tapi saudara sekeluarga yang tinggal bersebelahan pun juga menjalani isolasi di rumah.

"Dari pemerintah desa langsung menyarankan untuk isolasi. Kami pun mengikuti karena dengan harapan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19," katanya.

Program Jogo Tonggo yang digaungkan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo rupanya telah berjalan sejak April 2020 di Desa Geneng. Adanya warga yang harus isolasi, lantas Satuan Tugas (Satgas) Jogo Tonggo yang ada di dukuh tempat tinggal Bambang langsung siap mencukupi apa yang menjadi kebutuhan pangannya setiap hari.

"Saya tinggal Whatsapp ke Pak Kadus, apa yang menjadi kebutuhan pokok saya, sayur, daging, dan lain sebagainya langsung dipenuhi. Diantar ke rumah saya," ujarnya.

Terhitung selama delapan hari Bambang dan keluarganya menjalani isolasi. Selama itu pula dia tidak keluar rumah maupun berinteraksi dengan orang di sekelilingnya. Termasuk usahanya berupa toko kelontong harus tutup. Isolasi yang dijalani Bambang baru selesai setelah dia dan keluarganya dinyatakan negatif pada Sabtu (17/10/2020) setelah sebelumnya dilakukan tes usap pada Rabu (14/10/2020).

Kini Bambang telah kembali beraktivitas layaknya sedia kala. Yang paling berkesan baginya, dia merasa sangat dibantu oleh orang di sekelilingnya selama menjalani isolasi. Uniknya tidak hanya kebutuhan pangan saja yang dicukupi, tapi kebutuhan pakan ternak milik warga yang menjalani isolasi juga dipenuhi melalui Jogo Tonggo.

"Semua kebutuhan makan saya dan keluarga ditanggung. Bahkan saat butuh pakan untuk ternak ayam di rumah pun dilayani dengan baik melalui Jogo Tonggo," tandasnya.

Satgas Jogo Tonggo yang Selalu Siap

Tubuh renta Ngadi begitu cekatan saat menyusun laporan hasil pembelanjaan untuk keperluan warga yang menjalani isolasi. Lelaki 70 tahun tersebut sejak April telah didapuk sebagai Ketua Satgas Jogo Tonggo Dukuh Tanjung, Desa Geneng, Kecamatan Jepon, Blora.

Saat ini, masih ada sisa uang kas Jogo Tonggo senilai Rp 691 ribu. Sejak dimulainya Jogo Tonggo di dukuh tersebut telah terkumpul sumbangan dari warga baik berupa beras maupun uang tunai.

Pada gelombang pertama, terkumpul beras sebanyak 2,02 kuintal. Beras sebanyak itu lantas dibagikan untuk warga yang kurang mampu di Dukuh Tanjung maupun warga yang terdampak secara ekonomi akibat pandemi Covid-19. Warga yang mendapatkan beras utamanya merupakan warga yang belum tercatat sebagai penerima bantuan sosial dari pemerintah.

"Gelombang pertama, beras yang terkumpul itu kami bagikan ke 34 warga," kata Ngadi sembari melihat catatan di bukunya.

Tidak berhenti di situ rupanya, sebagai Ketua Satgas Jogo Tonggo Ngadi menyosialisasikan kepada warga terkait hasil penyaluran beras yang terkumpul dari warga. Rupanya warga kembali tergerak untuk menyisihkan harta demi kepentingan sesamanya. Pada gelombang kedua ini terkumpul uang dari warga yang cukup fantastis, yakni sebesar Rp 10.400.000. Uang sebanyak itu dibelikan beras untuk kemudian dibagikan kepada warga terdampak pandemi, kurang mampu, maupun warga yang belum mendapat bantuan sosial dari pemerintah.

"Kedua itu dapat bantuan lagi dari warga Rp 10.400.000. Ini dibagikan berupa beras untuk 64 orang," ujar Ngadi.

Dari 64 penerima beras dari Jogo Tonggo Dukuh Tanjung ini masing-masing mendapat 10 kilogram. Rupanya uang dari warga yang terkumpul tidak semuanya dibelanjakan beras. Masih disisakan untuk kebutuhan pangan jika terdapat warga yang harus menjalani isolasi.

"Kami sisakan Rp 1.200.000. Ternyata memang ada warga yang harus isolasi," ujarnya.

Adanya dua keluarga di Dukuh Tanjung yang harus isolasi lantas diserahkan uang sisa sebesar Rp 1.200.000 itu kepada kepala dusun. Dari kepala dusun tersebut, warga yang isolasi menyampaikan melalui pesan singkat apa saja kebutuhan pangan yang harus dipenuhi untuk kemudian dilunasi. Dari uang yang disisihkan itu rupanya masih sisa juga.

"Jadi ini dari keperluan isolasi mandiri ini masih sisa Rp 691 ribu," kata dia.

Ngadi mengatakan, pihaknya siap jika memang sewaktu-waktu ada warga yang harus menjalani isolasi. Namun, dia juga berharap agar pandemi ini segera berakhir.

Jogo Tonggo di Setiap Dukuh

Sementara itu, Kepala Desa Geneng, mengatakan, Satgas Jogo Tonggo telah terbentuk di masing-masing dukuh atau RW. Tercatat ada tiga Satgas di desa tersebut. Yakni Satgas Jogo Tonggo di Dukuh Tanjung, Geneng, dan Kemloko.

"Satgas Jogo Tonggo ini semua berjalan. Setiap RW harus menangani permasalahan di masing-masing RW," kata Jati.

Mayoritas warganya memang bekerja sebagai petani, jadi tidak heran jika umumnya untuk iuran Jogo Tonggo berupa beras. Ada pula mie instan dan uang tunai.

Memang pandemi ini menghantam perekonomian warga, akhirnya semua yang terkumpul di Satgas Jogo Tonggo dikembalikan lagi untuk warga. Menariknya tidak hanya warga yang terdampak secara ekonomi saja, namun warga tidak mampu maupun mereka yang statusnya sebagai pengantin baru atau yang baru saja menjalin mahligai rumah tangga juga mendapat uluran tangan dari sesamanya melalui Jogo Tonggo. (goz)

Berita Terkini