TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN - Plt. Bupati Sragen Dedy Endriyatno sampaikan telah terjadi perbedaan data Covid-19 di tingkat Kabupaten Sragen dengan data di Provinsi Jawa Tengah.
Hal itu disampaikannya ketika menerima kunjungan LO Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Tengah, Brigjenpol (Purn) Oneng Subroto di ruang transit Pemda Sragen, Kamis (5/11/2020).
"Perlu kami sampaikan ada permasalahan data Covid-19 yakni perbedaan data dengan provinsi. Selain itu juga ada perbedaan prosentase PCR yang kami lakukan, di provinsi Sragen paling bawah hanya 29%. Padahal pada posisi 3 minggu yang lalu 111%," terang Dedy.
Data tersebut memperlihatkan ada perbedaan data yang sangat signifikan antara Kabupaten dengan provinsi. Dedy menyampaikan dimungkinkan ada data tracing yang tidak masuk data provinsi.
Dedy menyampaikan dari 20 Kecamatan di Sragen pihaknya sudah melakukan tracing random di masyarakat terlebih masyarakat berusia 50 tahun dengan komorbid dan ibu hamil.
"Kenapa terjadi perbedaan kami juga belum begitu paham, hari ini akan dilakukan koordinasi. Baru kita telusuri karena provinsi itu datanya tidak satu waktu tapi bisa beberapa kali setiap harinya. Apakah semua data atau tidak, belum ditemukan," lanjut dia.
Dedy melanjutkan pihaknya bahkan telah melakukan tes PCR di puskesmas di rumah sakit daerah dan di Gedung Technopark Ganesha Sukowati Sragen. Ia melanjutkan pihaknya bahkan juga telah memenuhi target PCR setiap minggunya yakni 893 orang.
"Kita sudah 9 ribuan hari ini, seminggu kita bisa mencapai 900an. Per kecamatan juga ada tergat 1000 penduduk di kecamatan," lanjut Dedy.
Dedy mengatakan klaster keluarga saat ini mendominasi angka tambahan Covid-19. Pihaknya juga saat ini berusaha menekan angka di klaster keluarga.
Pemda Sragen juga telah melakukan rapid test ke Relawan Covid-19 termasuk tokoh agama dan tokoh masyarakat. Dimana sebelumnya pihaknya telah fokus melakukan test ke pelaku perjalanan.
Selain itu juga terus dilakukan edukasi terhadap masyarakat juga di tempat ibadah. Melakukan operasi dan edukasi di lokasi tempat peribadatan mulai dari penyediaan tempat cuci tangan, hand sanitizer dan diwajibkan memakai masker.
Menanggapi hal tersebut, Subroto menyampaikan perbedaan data setiap hari pasti akan ada. Karena data kasus yang terjadi jika di provinsi real time yakni bisa setiap menit masuk.
"Input datanya mungkin kalau di kabupaten yang kasusnya sedikit inputnya mungkin per 24 jam baru diinput tapi kalau di provinsi setiap menit diinput sehingga itu menimbulkan perbedaan," katanya.
Sementara terkait tes PCR di Sragen yang sudah hampir 100% memenuhi target dirinya memberi solusi antar dinas kesehatan kabupaten dan provinsi yang menginput data itu harus membuat kesepakatan. Sehingga tidak terjadi perbedaan data terlebih data kasus dapat berpengaruh pada zona. (*)