Ia memilih paling utama adalah slamet bahagia.
"Kalau slamet sugeh masih kalah dengan slamet bahagia. Siklus itu katakanlah untuk hari ini pukul 08.33 sampai 10.32 WIB, fasenya hanya menit itu. Slamet bahagia ijab sumpahnya itu 10.35 WIB, sudah lain," tuturnya.
"Saya sudah banyak niteni (menandai). Itu bersumpah atas nama Tuhan, itu paling sakral menurut saya," imbuh dia.
Terkait penghitungan tanggal pernikahan melalui penanggalan Jawa, menurutnya jika hari pasaran yang akan melangsungkan pernikahan itu kurang cocok, tetap bisa diusahakan agar lebih baik.
Salah satu contoh kata dia, ketika weton A dan weton B menghasilkan hitungan di bawah 25.
Jumlah yang menurutnya menunjukkan ketidaktenangan dalam pernikahan itu masih dapat direkayasa.
Ia memberikan solusi, anak perempuan yang akan dinantikan tersebut diberikan kepada orang lain.
"Jadi yang mantu bukan saya, melainkan orang lain. Walinya tetap sama, tapi niat yang menikahkan itu orang lain. Setelah selesai baru ditebus, ada sesaji khusus," jelas dia. (idy)
Baca juga: BREAKING NEWS: Baku Hantam Terjadi di SPBU Ngaliyan Kota Semarang, Polisi Buru Pelaku
Baca juga: Arho Pemain Timnas U-19 yang Lahir dari Ibu Penjual Sayur Keliling
Baca juga: Inilah Sosok Ayu Intan Diduga Jadi Penyebab Letkol TNI Dwison Dicopot Sebagai Dandim 0736 Batang
Baca juga: Andika Mahesa Ceritakan tentang Bubarnya Kangen Band, Dimulai Pertengkaran dengan Sang Gitaris